Ketika Gubernur Ridwan Kamil Berkumpul dengan Keluarga Besarnya yang Bernama IKOTW, Ini Silsilah Keluarganya

- 21 Oktober 2022, 20:15 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat silaturahmi keluarga besar     Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat silaturahmi keluarga besar Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) /Asep GP/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- "Yang paling utama di antara kulawarga “Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) ini harus menjaga dan mempererat silaturahmi," pesan Gubernur Ridwan Kamil saat silaturahmi keluarga besarnya.

"Keduanya wa tawaa sau bil haqqi saling menasehati, mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran, “wa tawa saobil sobr”, saling menasehati dengan kesabaran kalau ada yang kekurangan atau ada masalah musibah, kita saling mengingatkan agar besabar, saling bantu, semuanya dalam ikatan," ujarnya.

Dia berdoa  semua yang hadir selalu diberi kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

“Terakhir tong parasea, jangan bermusuhan. Sembilan tahun saya memimpin, di negeri ini saya perhatikan orang-orang mudah bertengkar, saya lihat di grup WA, di arisan, di urusan yang sepele pun orang-orang mengorbankan persaudaraan," katanya 

Baca Juga: Ridwan Kamil Himbau Bupati dan Wali Kota di Jawa Barat Waspada Bencana Hidrometeorologi, Apa itu ?

Jadi IKOTW ini harus menjadi contoh untuk mengedepankan persamaan dan menghilangkan perbedaan, kita harus saling mendoakan agar kita semua hidup selamat dunia akhirat.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat di hadapan keluarga besarnya “Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW)” yang tengah mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Bedah Silsilah keluarga di Resto DeTuik, Jalan Bojongkoneng Atas, Kp.Haur Manggung, Cikutra, Cibeunying Kidul -Kota Bandung, Minggu, 16 Oktober 2022.

Kang Emil datang tepat pukul 12.30 seperti janjinya, sepulang dari acara di luar kota. Uniknya Ia datang dengan menunggang motor antiknya, hingga mengundang banyak perhatian seluruh keluarga besar dan pengunjung DeTuik. Ia juga tak lupa memberi bonus doorprize berupa 3 sepeda dan Umrah.

Baca Juga: Ridwan Kamil Singgung Masalah Rating TV Atas Kerusuhan di Kanjuruhan, Akun Instagram Indosiar Dihujat Netizen!

Hadir dalam acara tersebut para pini sepuh, Bi Etih, Idjah Hadidjah, Prof. Udju Rusdi, Hj. Siti Djuhanah, Mien Aminah, Bi Arti, Tuju Sukaesih (ibunda RK), Tien Juhara, Yeni Setiabudhi, Tien Ali, Bu Cucu, dam Bu Nani.

Hadir juga 400-an keluarga lainnya dari seluruh Jawa Barat, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Depok, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Subang, Garut, Limbangan, Tasikmalaya, dan Bandung.

Acara yang dipandu MC Kondang Willy Kevinda Aditya (keponakan Ridwan Kamil) ini pun mendatangkan KH. Tengku Maulana SM dan menampilkan performance Hadi Avicenna.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat Siap Menjadi Embarkasi Haji asal Provinsi Jabar

Ketua Panitia, Vini Maftuchah, mengatakan IKOTW dalam setahunnya mengadakan 3 kali pertemuan, dalam acara Idul Fitri (di Karawang), Idul Adha (di Limbangan-Garut) dan Maulid Nabi, sejak taun 2017 diadakan di Bandung termasuk acara yang digelar di Resto DeTuik ini.

“Alhamdulillah, usaha saya tidak sia-sia, karena acara lancar dan sukses dan gubernur pun ngebela-belain datang bersilaturahmi dengan keluarga besarnya sepulang tugas dari luar kota,” kata Dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini, terlihat gembira sekali.

Menurut Vini, memang silaturahim keluarga ini sangat penting untuk mengetahui silsilah, garis keturunan atau hubungan antar keluarga supaya generasi ke depannya anak-cucu-cicit saling mengenal, "henteu pareumeun obor" (tidak mati obor, tidak putus silaturahim dengan keluarga karena tidak tahu silsilah).

Baca Juga: Tak Semua Berhak Membeli, Ridwan Kamil Minta Pertamina Awasi Pasokan BBM Bersubsidi agar Tepat Sasaran

Seperti diperintahkan Rasulullah SAW dalam haditsnya, “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturahim,” (HR Bukhari).

Pas Maulid Nabi ini adalah momentum untuk meneguhkan kembali rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW dan mengikuti ajarannya.

“Saya berharap mudah-mudahan acara Maulid Nabi IKOTW dan pertemuan lainnya tetap berlangsung secara rutin tiap tahun, “ pungkas Vini.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Naikan Harga BBM, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Ajak Masyarakat Bersikap dengan Bijaksana

Salah satu pini sepuh Hj. Siti Djuhanah (keturunan Minangsih binti Mad Sari yang tinggal di Jakarta) menilai acara ini luar biasa, karena lain dari biasanya.

Ia juga memuji panitia yang telah bekerja keras, cerdas, iklas dan jujur saling melengkapi dengan semua pihak demi suksesnya acara ini.

“Saya acungkan jempol untuk acara Maulid Nabi 2022”, katanya sambil mengajak seluruh hadirin meneriakan yel yel “IKOTW..Siap. Allohuakbar!” yang ia buat.

Sementara itu 5 orang dari keluraga besar Mad Sari Bin Aki Awang yang tinggal di Karawang yang kerap dinamai Pandawa Lima, H. Tatang Story, H.Darmatin, H. Endang Iskandar, H. Bunyamin dan H. Burhanudin, karena kelimanya selalu kompak dan tidak pernah absen menghadiri acara IKOTW dari sejak berdiri 2018, menceritakan manfaatnya silaturahim.

Baca Juga: Ridwan Kamil Beri Tanggapan Soal Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV, Gubernur Jabar Ungkap Data Sebenarnya

Mereka bisa mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan Islam: Madrasah Ibtidayah (MI), Pondok Pesantren untuk putra/putri, dan BLK, semuanya berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam At Thohariyah (Yapisat) di Gempol Pesantren 08/05 Ds. Sukamakmur Kec, Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang - Jawa Barat.

“Saya sudah merasakan betapa besar manfaat silaturahim. Bukan karena banyaknya orang, yang penting iklas dan bisa melaksanakannya baik itu kepada sesama manusia juga kepada Alloh SWT. Kalau itu bisa dilaksnakan dengan benar maka manusia demikian akan jadi manusia unggul dunya dan akhirat, “ katanya.

Dari keluarga besar IKOTW ini ada yang bernama Haji Rusdi yang tidak lain adalah kakek Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca Juga: Viral! Sejumlah Kucing Dilaporkan Mati Diduga Ditembak di Sesko TNI Bandung, Ridwan Kamil Beri Tanggapan

Ibundanya Emil Tjutju Sukaesih, adalah putri Haji Rusdi dari keturunan.Jubaedah binti Eyang Akim – Daud (Nini Endeu-Aki Endeu).dari Kampung Tembong /dulu bernama Sukadana –Cigawir, Limbangangan Garut,

Jadi bukan seperti yang disangkakan orang bahwa Ridwan Kamil turunan Padang, tapi ti USA (Urang Sunda Asli )dan dihubungkan dengan ibunya yang kerap dipanggil “Maci”.

Ma Ci itu singkatan dari Ema Cigadung karena dosen Farmasi Fakultas Kedokteran Unisba dan Staf Ahli Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika, MUI Jawa Barat ini tinggal di Cigadung Bandung. 

Baca Juga: Inilah Solusi Ridwan Kamil Terkait Surat Edaran Kemenpan RB, Mengenai Masa Depan Tenaga Honorer

Ibunda Kang Emil (Dra.Tjutju Sukaesih ) menikah dengan Dr.Atje Misbach Muhjiddin (dosen Fakultas Hukum Unpad dari keturunan Kiayi Muhyidin atau Mama Pagelaran, pendiri banyak pondok pesantren Pasantren di Subang dan Sumedang Jawa Barat).

Dari pernikahan tersebut melahirkan 4 putra-putri, pertama Erwin Muniruzaman (Alumni Astronomi ITB). Mochamad Ridwan Kamil (Alumni Arsitek ITB dan Universitas California, Berkeley USA.), Elpi Nazmuzzaman (Alumni Fakultas Ekonomi Unpad, Kebijakan Publik Carnegie Mellon University –Australia, Master Ekonomi Unpad), dan Ifa Hanifah Misbach (Psikolog -Dosen UPI Bandung).

Riwayat Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) sendiri, seperti dikatakan saksi satu-satunya yang masih hidup, Kosasih (Kang Enjan), tercetusnya dari Limbangan lalu berlanjut diprakarsai oleh Parmas Sukria pada 20 Agustus 1967 di Tasikmalaya.

Baca Juga: Jelang Pemberlakuan Surat Menpan RB Terkait Tenaga Honorer, Ridwal Kamil Ungkap ini.

Saat itu di rumah Parmas berkumpul H. Zaenuddin (dari Pesantren Sumedang), Idori (Karawang) dan Ade (Tasik). Semuanya berembuk untuk membuat silsilah keturunan karena keluarga besar sudah bertebaran ke daerah lain, dengan adanya silsilah keluarga diharapkan kelak anak-cucu tidak pareumeun obor.

Gagasan tersebut ditindaklanjuti Idori dengan mengumpulkan dan menyusun data-data yang diperlukan. Tapi setelah berjalan 5 tahun sempat terhenti karena tidak ada respon dari keluarga, terlebih Sang Penggagas Parmas Sukria wafat tahun 1980.

Tapi usaha tersebut dilanjutkan kembali setelah ada dorongan dari Atje Misbach dan istri (Tjutju Sukaesih orang tua Ridwan Kamil) serta bantuan moril dari H. Bernas Sarbini (Buah Batu Bandung).

Baca Juga: Ridwan Kamil Ajak Kurangi Kompetisi Perbanyak Kolaborasi Saat Jadi Pembicara SEASC 2022

Pada 8 Agustus 1981 diadakan pertemuan keluarga yang pertama kalinya di Kampung Koang – Dunguswiru Limbangan Garut. Dari pertemuan yang dihadiri 175 orang itu disepakati pembentukan Ikatan Tatali Wargi yang bersifat sosial, dengan beberapa pengurus: Idori (Karawang), H.Gozali (Subang), Dawami (Bandung), dan Uju Rusdiana (Bandung).

Hingga sekarang kegiatan IKOTW terus berlangsung, setahun tiga kali, dimotori oleh keluarga Dr.H. Darmatin, keluarga Minangsih, serta keluarga lainnya.

Kalau ditelusuri dari Silsilah Leluhur Limbangan Garut, menurut para sesepuh IKOTW ketika masih hidup, Dawami Sumpena bin Abdul Manaf, Idori (Wa Ido), Sudjatma (Wa Djatma) dan S.Rukmadja (Mang Tama/Mang Maja): Eyang Akim(Wangsa Mihardja) – Eyang Kepala (Pa Koang,nama aslinya masih ditelusuri, tinggal di Limbangan Garut) dan Wangsa Muhammad (Pangeran Papak, tinggal di Cinunuk Garut ) itu masih seketurunan, saudara satu buyut.(Moyang) trah Keprabuan Galeuh Pakuan (Pakemitan).

Baca Juga: NAIK HAJI 2022, Kesempatan Berangkat ke Mekah Sempit, Ridwan Kamil: Jemaah Haji Jabar Tolong Fokus Ibadah

Hal demikian diabadikan dengan lambang 3 obor IKOTW sebagai sungapan, 3 leluhur IKOTW., Eyang Akim, Eyang Kepala, dan Eyang Wangsa Muhammad (Pangeran Papak).

Sebagaimana diketahui Wangsa Muhammad atau Pangeran Papak ini adalah putra bungsu seorang kiyai keluarga bangsawan Balubur Limbangan Rd. Muhammad Juari/Juwari yang menikah dengan Nyi Raden Siti Injang (berputra 7 orang).

Ke atasnya lagi leluhur Pangeran Papak (Wangsa Muhammad) adalah keturunan Raja/pembesar Limbangan yaitu Prabu Rakean Layaranwangi, pemimpin/ raja Kaprabuan Kertarahayu. Prabu rakean Layaranwangi atau Sunan Rumenggong (1450 M) adalah Cucu Prabu Jaya Dewata (nama ketika mudanya Sribaduga Maharaja/ Prabu Siliwangi yang menikah dengan Ratu Inten Dewata putri Dalem Pasehan dari Timbanganten- sekarang Tarogong Garut).

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya Ridwan Kamil Bercerita Saat Pertama Kali Melihat Jenazah Eril: Saya Gak Bisa Nahan...

Beliau berputra Raden Mundingwangi (Sunan Cisorok) dan Putri Buniwangi (Nyi Rambut Kasih) yang menikah dengan Prabu Layakusumah –Narendra Kaprabuan Pakuan Raharja (Cicurug Sukabumi) dan berputra Prabu Hande Limansenjaya dan Prabu Wastu Dewa. Prabu Hande Limansenjaya berputa Prabu Limansenjaya Kusumah (Sunan Cipancar).

Ke bawahnya masih banyak lagi hingga menurunkan para bangsawan Limbangan yang menyebar ke seluruh Priangan ada yang menjadi Patih, Adipati/Bupati, Tumenggung, Ulama Besar dsb.

Dari garis keturunan Prabu Layakusumah – Putri Buniwangi inilah Wangsa Muhammad atau yang terkenal dengan Nama Pangeran Papak lahir.

Baca Juga: Disinggung Peluang Ridwan Kamil Jadi Calon Presiden, Berikut Jawaban Ketua Umum PPP

Eyang Papak dilahirkan di Cinunuk Garut (18 M- wafat 17 Safar 1317H /1819 M, dimakamkan di sebelah Barat Desa Kec. Cinunuk- Garut ).

Beliau adalah penyebar agama Islam yang mengikuti para leluhurnya termasuk Sunan Cipancar (Adipati Limensenjaya Kusumah) dan Sunan Rahmat (Prabu Kiyan Santang).

Beliau adalah seorang menak dan kiyai yang lemah lembut someah kepada siapa pun dan seorang seniman besar yang melahirkan kesenian monumental seperti Boboyongan (Surak Ibra), Reog, Pantun, Wayang Golek, Wawacan, Beluk, Tembang, Karinding , Terbang dan Tari. Dan kesenian itu beliau gunakan sebagai media untuk syiar islam. *** 

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah