Karya Sastra! Puisi, Surat untuk Mamah yang kasih Sayangnya tiada Henti

- 18 April 2022, 00:51 WIB
Ilustrasi bunga
Ilustrasi bunga /Pexels

JURNAL SOREANG - Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Penulisan puisi dilakukan dengan bahasa yang cermat dan pilihan kata yang tepat, sehingga meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan pemaknaan khusus.

Puisi mengandung seluruh unsur sastra di dalam penulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk dan isi pada puisi selalu mengikuti perkembangan selera, perubahan konsep estetika dan kemajuan intelektual manusia.

Baca Juga: Kabar Baru Binary Option, Ayah Vanessa Khong Janji Penuhi Panggilan Bareskrim Polri Senin 18 April 2022

Puisi mampu membuat ekspresi dari pemikiran yang mempengaruhi perasaan dan meningkatkan imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama.

Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang memiliki makna mendalam dan menarik. Isi di dalam puisi merupakan catatan dan perwakilan dari pengalaman penting yang dialami oleh manusia

Kehilangan seseorang yang sangat kita cintai tentu saja bukan hal mudah, untuk mengobati kerinduannya kepada sang ibu yang telah meninggal dunia.

Penulis menuliskan sebuah puisi yang berjudul surat untuk mamah.

Baca Juga: Diisukan Deal dengan Borneo FC, Stefano Lilipaly Gagal untuk Kesekian Kalinya Bergabung dengan Persib Bandung

Mah, selamat malam

Ijinkan anakmu kembali bercerita kepadamu di malam ini

Mah aku teringat, kau lah yang akan tersenyum bahagia

Manakala melihat tingkah laku cucumua yang sangat kau sayangi, Sebentar lagi ia akan menginjak usia dua tahun

Sama seperti saat kau pertama kali mengidap penyakit itu, Saat itu cucu mamah dilahirkan. Tapi ternyata usia mamah tak menginjak dua tahun.

Baca Juga: Duel Menuju 'Neraka' Kosta Rika vs Selandia Baru di Playoff Piala Dunia 2022, Nasib Malang Menunggu Pemenang?

 Menjalani penyakit itu, Mah aku hanya ingin bercerita, Bahwa kini cucu kesayanganmu sudah mulai bisa bicara

Jika kau ada disini

Pasti kau adalah orang yang pertama berbahagia dann membanggakan kepintaran cucumu ini. Namun kini, sosok itu telah tiada

Mah aku hanya ingin meminta maaf kepadamu, Beribu maaf dariku, Atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan

Semoga kau bersedia memaafkan anakmu ini, Demikian puisi ini, semoga pembaca menyukainya.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah