Antara lain, mengubah kebiasaan berkurban, agar tetap patuh protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban.
“Para panitia kurban, selain menjaga jarak, mereka juga memakai masker, sarung tangan, bahkan sebagian ada yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Yang tak kalah penting adalah membersihkan sisa-sisa hewan kurban, jangan sampai dibiarkan dan menjadi penyebab sumber bau busuk sehingga mengganggu lingkungan sekitar,” paparnya.
Sementara pengantaran yang dilakukan dari rumah ke rumah, kata Dicky, sebagai upaya menaati protokol kesehatan.
Sebelum pandemi Covid, biasanya pembagian daging menggunakan sistem kupon dan antrian.
Namun, sejak tahun lalu, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Selain panitia atau pihak yang tidak memiliki kepentingan dilarang untuk masuk ke wilayah penyembelihan hewan kurban ini.***