“Kurban dengan wawasan lingkungan ini penting. Kami tetap memperhatikan kondisi lingkungan, namun tak meninggalkan esensi berkurban, yakni ketakwaan kepada Allah dan berbagi,” ujarnya.
Dicky menambahkan, pengertian kurban dengan wawasan lingkungan juga mengandung arti sebagai umat Islam harus peka terhadap lingkungan.
Antara lain, mengubah kebiasaan berkurban, agar tetap patuh protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban.
Baca Juga: Berbagi Berkah Ramadhan, LDII Jabar Bagikan Puluhan Ribu Paket Takjil
“Para panitia kurban, selain menjaga jarak, mereka juga memakai masker, sarung tangan, bahkan sebagian ada yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Yang tak kalah penting adalah membersihkan sisa-sisa hewan kurban, jangan sampai dibiarkan dan menjadi penyebab sumber bau busuk sehingga mengganggu lingkungan sekitar,” paparnya.
Sementara pengantaran yang dilakukan dari rumah ke rumah, kata Dicky, sebagai upaya menaati protokol kesehatan.
Sebelum pandemi Covid, biasanya pembagian daging menggunakan sistem kupon dan antrian.
Namun, sejak tahun lalu, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Selain panitia atau pihak yang tidak memiliki kepentingan dilarang untuk masuk ke wilayah penyembelihan hewan kurban ini.
Kepedulian itu juga dalam bentuk membagikan daging kurban kepada warga yang menjalani isolasi mandiri.