Tak Bisa Gelar Pengajian Akbar Secara Tatap Muka, Namun Pengajian Daring ini Diikuti 40 Ribuan Warga

- 3 Mei 2021, 21:11 WIB
Tangkapan layar pengajian daring via zoom yang diikuti puluhan ribu warga LDII
Tangkapan layar pengajian daring via zoom yang diikuti puluhan ribu warga LDII /LDII Jabar/

Sementara itu,  Drs. HM. Rafani Akhyar, M.Si dalam tausiyahnya mengharapkan kegiatan LDII bisa semakin meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, kegiatan positif ini akan dirasakan bukan hanya warga LDII saja, namun masyarakat juga akan menikmatinya.

“LDII programnya luar biasa, progresif, dan aktual sesuai kebutuhan. Saya selaku Sekum MUI sangat mengapresiasi. Apalagi kegiatan LDII saat ini juga banyak kegiatan sosialnya. Apalagi pada masa pendemi Covid-19, solidaritas harus ditingkatkan, diperlihatkan, dan ditonjolkan,” ujarnya.

Baca Juga: KH. Miftah Faridl: Jangan Putus Asa dan Jangan Dendam agar Hidup Tenang, Kunci Hidup dengan Shalat Tahajud

Rafani juga mengapresiasi LDII telah melakukan kegiatan-kegiatan positif di masyarakat. Berarti LDII berada di garis depan. Jika semua ormas Islam melakukan seperti ini, maka akan terlihat hasilnya. Sehingga masyarakat akan merasa pentingnya keberadaan ormas Islam.

"Mari jadikan Ramadhan sebagai kebangkitan umat Islam seluruhnya. Kebangkitan umat akan bisa dicapai. Namun kalau parsial tidak pernah bertemu, maka bisa akan terjadi pertentangan umat, tidak ada kebersamaan. Dengan tansiqul haroqah/koordinasi kegiatan, maka keindahan masyarakat Jawa Barat bisa diwujudkan,,” urainya.

Lebih lanjut, Rafani mengatakan, bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, karena di awal bulan diturunkan rahmat, pada pertengahannya diturunkan pengampunan, dan di akhirnya akan dibebaskan dari neraka. Kalau semuanya diperoleh, berarti mendapatkan puncak kenikmatan, kebahagiaan, dan terhampar jalan surga.

Baca Juga: Ketua LDII Jabar Tiba-tiba Tak Ingin Dipilih Lagi, Serahkan kepada yang Lebih Muda

“Ramadhan harus diisi pencerahan seperti itu. Jangan sampai puasa diisi dengan menyebarkan hoaks, sehingga puasanya sia-sia. Banyak berita hoaks saat tenggelamnya kapal selam Nanggala 402. Selain itu, banyak berita hoaks lainnya yang menginginkan terjadinya kerumunan. Padahal selama Covid-19, Indonesia sudah mengeluarkan biaya vaksin Rp130 triliun,” imbuhnya.

Umat muslim, ujar Rafani, harus bisa melaksanakan puasa yang berkualitas, yaitu dikerjakan karena iman dan mengharapkan rida Allah sehingga akan diampuni dosa di masa lalunya. Aktivitas keseharian juga harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah, yakni tidak berkata dusta, menjaga mata, hati, dan perbuatan.

“Mari terus tingkatkan kualitas ibadah dan keimanan, terutama malam ganjil di sepuluh malam akhir. Kita hijrah rohani dengan Allah. Kemampuan kita menghidupkan suasana untuk memaksimalkan ibadah dalam mengejar dan mendapatkan lailatul qadar,” katanya.***

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah