Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana memaparkan, untuk program RW Net saat ini lebih banyak menjangkau masyarakat. Proyek pendahulunya kala itu masih uji coba di 50 lokasi.
Baca Juga: Asyik! Meski Pandemi Belum Hilang, Pemkot Bandung Izinkan Kegian Ekonomi Sampai Pukul 23.00 WIB
Baca Juga: Mantul, di Tengah Pandemi, 55 Penghargaan Diboyong Pemkot Bandung Sepanjang Tahun 2020
“Sekarang kita 500 titik di area publik. Kalau dulu itu CSR, sekarang dibiayai oleh APBD. Jadi bisa dibiayai dalam satu tahun anggaran. Gratis, tidak pakai password, cukup masuk pakai SSD-nya bandung smart city,” ujar Yayan.
Lebih lanjut, Yayan menuturkan, perihal penggunaan tanda tangan digital dalam surat elektronik sebetulnya sudah digunakan. Namun, belum semua kepala OPD dan kewilayahan yang menggunakannya lataran tanda tangannya belum tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE).
Yayan menyebut, sampai saat ini baru sekitar 40 kepala OPD ataupun kewilayahan yang sudah tersertifikasi melalui BSrE. Sisanya kini tengah diurus untuk bisa segera tersertifikasi.“Dengan adanya surat online ini nanti surat menyurat semakin muda. Seperti disposisi ataupun surat lainnya bisa dikerjakan kapan pun atau dimanapun,” terangnya.
Begitpun dengan aplikasi Sipaku, Yayan menyatakan, saat ini ada 4 kecamatan dan 14 kelurahan yang sudah menjalankannya. Selebihnya akan digenjot agar bisa diaplikasikan di seluruh kewilayahan.
Yayan mengungkapkan perihal multisite yang menjadi inovasi untuk mengintegrasikan semua OPD dan kewilayahan. Multisite ini menjadi kanal yang menjembatani lintas laman online antar OPD dan kewilayahan.