Pembelajaran Tatap Muka Direncanakan Mulai Januari 2020, Ini Penjelasan Kadisdik Jabar

- 23 Desember 2020, 19:22 WIB
Kadisdik Jabar, Dedi Supandi.
Kadisdik Jabar, Dedi Supandi. /humas disdik Jabar

JURNAL SOREANG - Untuk Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tetap muka Disdik Jabar menegaskan akan digelar pada semester genap Januari 2021.

Namun hal ini keputusannya akan dikembalikan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini bupati atau wali kota.

Dijelaskan Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, kalau secara prinsip, pihaknya sudah siap melaksanakan KBM tatap muka untuk jenjang SMA/SMK/SLB di Jabar.

Baca Juga: Enam Universitas di Indonesia Terima Pendanaan Riset dari Norwegia. Ada Dua Universitas di Jabar

Bahkan berbagai persiapan pun sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu seperti penyediaan fasilitas dan protokol kesehatan di sekolah-sekolah.

"Intinya kami siap melaksanakan KBM tatap muka di Januari 2021. Tentu khusus untuk jenjang SMA/SMK/SLB di bawah pengelolaan kami. Hanya saja, untuk pelaksanaannya nanti tetap akan bergantung juga pada kesiapan pemerintah daerah," tutur Dedi saat ditemui di kawasan Antapani, Kota Bandung, Rabu, 23 Desember 2020.

"Kita lihat dulu dinamisasinya. Jika berjalan lancar, kita akan lanjutkan ke jenjang berikutnya. Jenjang PAUD mungkin di tahap terakhir," kata Dedi.

Baca Juga: Bawa Tiga Misi, Warga Cimahi Ini Berangkat ke Mekah Untuk Tunaikan Ibadah Haji Pakai Motor

Kesiapan pemerintah daerah itu, lanjut Dedi, bergantung juga pada berbagai aspek. Namun ia memastikan penerapan KBM tatap muka ini sudah tak bergantung lagi pada level kewaspadaan atau penetapan zona Covid-19.

Seperti diketahui, saat ini di Jabar masih ada dua daerah yang masuk zona merah yaitu Kabupaten Karawang dan Kota Depok.

"Sebenarnya tidak melihat ke situ (zona merah). Intinya kami tetap siap, dan sekolah juga dipastikan sudah siap menggelar KBM tatap muka," ujarnya seperti dilansirkan galamedianews.com dalam artikelnya, "Disdik Jabar Pastikan Belajar Tatap Muka Digelar Januari 2021, Siswa Hanya 4 Jam di Sekolah".

Baca Juga: Prof. Uman Suherman: Tidak Ada Lagi Lulusan Kampus Negeri Atau Swasta. Kini Tinggal Kualitas Lulusan

"Tapi tetap akan kami kordinasikan juga dengan kepala daerah di wilayah sekolah bersangkutan. Jika belum memberikan izin, satuan pendidikan tersebut belum dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka," lanjut Dedi.

Disdik Jabar, lanjutnya, sudah punya alternatif lain jika memang KBM tatap muka tak bisa 100 persen diterapkan. Dedi menyatakan, pihaknya menyarankan satuan pendidikan dapat menerapkan pola blended learning.

"Jadi, pekan ini bisa dengan pola tatap muka, pekan depannya daring. Satu kelas yang biasanya dipakai 36 siswa, sekarang maksimal 18 orang. Sehingga, kebutuhan kelas akan lebih banyak. Nah, dengan blended learning, dibagi tatap muka dan daring setiap pekannya," jelas dia.

Baca Juga: Ini Delapan Rest Area di Tol Cipularang dan Cipali yang Jadi Tempat Rapid Test Antigen

Setelah KBM tatap muka berlangsung, dengan rencana durasi hanya 4 jam, pihak sekolah harus mendisinfeksi seluruh ruang kelas. Dengan pola belajar 4 jam di sekolah, nantinya dipastikan tidak akan jam istirahat.

Lebih lanjut ia menerangkan, syarat lain yang tak kalah penting, yaitu sekolah harus mendapat izin dari dinas kesehatan setempat dan dinas perhubungan terkait moda transportasi.

Selain itu, harus mendapat izin dari dinas perlindungan anak terkait psikologis dan mental anak dalam kegiatan belajar tatap muka.

Baca Juga: Ini Penilaian Menko PMK Terkait Pengangkatan Tri Rismaharini Jadi Menteri Sosial

Namun yang pasti, izin dari orang tua menjadi syarat mutlak. "Tentu saja, jika orang tua tidak mengizinkan anaknya ikut KBM tatap muka, kita tidak paksakan. Toh si anak juga masih bisa mengikuti secara daring dari rumah," terang Dedi.

Dedi dalam kesempatan itu juga mengungkapkan, pihaknya akan memberlakukan metode pembelajaran kurikulum darurat dengan tetap memperhatikan potensi lokal Jawa Barat dan pendidikan karakter. Hari ini Disdik Jabar sudah meluncurkannya, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 2013.

"Metode ini merupakan penggabungan mata pelajaran akan menjadi lebih sederhana, namun tidak mengurangi kualitas. Kami berharap, dengan metode ini, anak-anak bisa lebih berkarakter dan mandiri," jelasnya.

Baca Juga: Staf BAZNAS Kabupaten Bandung Jadi Pemenang Lomba Nama RSUD. Ini Kisah di Baliknya

Ia juga menyatakan, jika nanti dalam pelaksanaannya KBM tatap muka itu justru bermasalah, dalam artian menimbulkan klaster baru, maka metode akan kembali ke pembelajaran daring.*** (Lucky Lukman/galamedianews)

Editor: Sam

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah