Harga Beras Masih Tinggi, Dekan FE Unigal Ciamis Sebut Ada Hubungannya dengan Inflasi

17 Oktober 2023, 04:44 WIB
Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Galuh (Unigal) Kabupaten Ciamis, Dr Nurdiana Mulyatini. /Kayan/undefined

JURNAL SOREANG - Kabupaten Ciamis memiliki 4 Pasar Pemerintah Daerah (Pemda), di antaranya Pasar Manis Ciamis, Sindangkasih, Banjarsari, dan Kawali. Data yang diterima dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis, beberapa ketersediaan bahan pokok seperti beras mengalami kenaikan harga.

Selain itu, untuk ketersediaan beras di 4 pasar pemda sendiri yaitu:

Ketersediaan beras 26.797.00 to per produksi, untuk kebutuhan beras per minggu 3.657.05 ton, dan kebutuhan beras per bulan sebanyak 14.628.19 ton.

Baca Juga: Mau BLT Rp200 Ribu? Bupati Bandung Kang DS Beri Rp2,1 Miliar dan 6.422 Ton Beras bagi 224.468 KPM, Cek Datamu!

Menurut keterangan dari salah satu pedagang sembako di Pasar Manis Ciamis, untuk harga beras saat ini berada di kisaran Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Senin 16 Oktober 2023.

Sementara, atas fenomena kenaikan harga bahan pokok tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Galuh (Unigal) Kabupaten Ciamis, Dr Nurdiana Mulyatini memberikan pandangannya dari aspek ekonomi.

Dia mengatakan, ketika berbicara fenomena kenaikan harga bahan pokok saat ini, dipengaruhi beberapa faktor. Jika berbicara dari aspek ekonomi, kenaikan harga bisa didorong karena jumlah permintaan dan hukum ekonomi.

"Kalau misalkan jumlah permintaan naik, otomatis harga naik kan gitu. Tapi kalau penawaran naik, maka harga akan turun," ucap Dr Nurdiana.

Baca Juga: 16 Oktober 2023 Peringati ‘Dictionary Day’, Berikut Kumpulan Kata Kekinian Bahasa Inggris Beserta Artinya

Selain itu, kata Dia, kenaikan harga bisa juga dari aspek yang ada hubungannya dengan inflasi. Menurutnya, inflasi itu salah satunya tentang biaya produksi, dan dalam inflasi itu ada yang disebut juga dengan cost push inflation.

"Jadi itu, inflasi karena biaya produksi," ujarnya.

Selanjutnya, kata Dia, kalau kategori sekarang harga beras, yang perlu diketahui bahwa beras itu adalah menjadi salah satu komoditi yang bisa menyebabkan inflasi, meskipun tidak semua inflasi disebabkan oleh komoditi beras itu sendiri, tapi biasanya jika harga beras naik harga bahan pokok lainnya juga ikut naik dan hal itu bisa menyebabkan inflasi.

Menurut Dia, saat ini Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mencatat inflasi itu bisa sampai 4 sampai 4,5 persen, padahal sebenarnya jika tidak ada El Nino itu hanya sampai angka 3 persen.

"Sebenarnya gitu, biasanya inflasi itu sampai di angka tiga persen, tapi karena ada fenomena El Nino sekarang makanya itu inflasi nantinya bisa di angka 4 sampai 4,5%," imbuhnya.

Jika berbicara tentang Fuso atau gagal panen dan sebagainya, kata Dia, hampir 65% wilayah di Indonesia itu memang terdampak El Nino, jadi lahan kering otomatis untuk memenuhi produksi beras juga ikut turun.

Dia menyebut, jika produksi padi gagal, akhirnya produksi berasnya juga akan turun dan harganya akan mahal, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja susah, maka pemerintah harus berupaya mendatangkan beras dari luar negeri atau impor.

Baca Juga: FORKAB Bandung 2023: 4.354 Partisipan Ramaikan Acara, Masyarakat Semakin Melek Olahraga?

"Akhirnya dari aspek ketahanan pangan kita kurang, kalau misalkan nanti gagal panen dan sebagainya kan sudah jelas dengan dampak El Nino kekeringan dan sebagainya, jadi dia tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri," jelasnya.

Untuk menyiasati itu, lanjut Dia, salah satunya agar ketahanan pangan bisa dijaga di wilayah Indonesia, kemudian kebutuhan masyarakat terhadap beras bisa terpenuhi memang salah satunya dengan mendatangkan dari luar negeri atau impor.

Selain itu menurut Nurdiana, kegiatan operasi pasar murah yang sering digelar di Kabupaten Ciamis juga dapat membantu menjaga ketahanan pangan dan menghadirkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

"Kedepannya, jika ada kegiatan pasar murah mungkin dinas terkait bisa mempublikasikannya dengan massif agar masyarakat bisa mengetahui kegiatan tersebut dan berbondong-bondong datang ke lokasi untuk belanja kebutuhan sehari-hari," tukasnya.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Liputan lapangan

Tags

Terkini

Terpopuler