Miris, Ibu Dilaporkan Lima Anak Kandungnya ke Polisi karena Tanah Warisan, Dedi Mulyadi Sampai Nangis

7 Desember 2021, 17:32 WIB
Kang Dedi Mulyadi anggota DPR RI sedang berbicang dengan Nenek Rodiah yang kini bermasalah hukum karena dilaporkan anaknya kasus penggelapan warisan /Dedi Mulyadi

JURNAL SOREANG - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi pasang badan untuk melindungi Rodiah (72) yang dilaporkan kelima anak kandungnya ke polisi dengan tuduhan penggelapan tanah warisan.

Dedi pun bertemu Rodiah di rumahnya yang terletak di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Rodiah yang sudah tidak bisa berjalan sejak lima tahun lalu, tinggal bersama anak keduanya, M Saogi dan yang bungsu, Dian.

Rodiah pun menceritakan kehidupannya dan terkait tanah tersebut.

“Anak Emak (Rodiah) ada delapan. Yang pro ada tiga, yang lima lainya mah ngezalimin,” ucap Rodiah sambil terduduk di lantai.

Baca Juga: 4 Fakta Soal Kondisi Mengerikan Novia Widyasari yang Meninggal di Samping Makam Ayahnya

Rodiah menuturkan, anak pertama bernama Sonya sejak awal ingin menguasai harta. Total ada sekitar 9.000 m2 lahan di empat lokasi yang ingin dikuasainya.

Padahal, harta tersebut tersebut merupakan hasil kerja keras Rodiah dan mendiang suaminya yang membuka usaha batu bata sejak muda.

Menurut Rodiah sebenarnya tanpa diminta, dia akan membagikan aset secara adil. Hanya saja Sonya ingin menjual dan membagi hartanya.

“Oleh Emak memang mau dijual dan uangnya nanti dibagikan mumpung masih hidup. Tapi itu tanah mau dijual anak saya yang pertama, enggak mau oleh saya. Padahal kan saya masih hidup. Harusnya kan setengah dijual karena saya masih ada, nanti kalau saya sudah tidak ada silakan dibagi lagi sisanya,” tutur Rodiah.

Baca Juga: 5 Weton Ini Diramalkan Kaya Raya Bagaikan Sultan, Cek Wetonmu Ya

“Orang tua mah tidak perlu diminta juga nanti dikasih. Tapi kan ini usaha (tanah) saya yang dapat bukan milik anak. Kalau yang bontot (bungsu) dapat lebih, ya wajar karena dia yang ngurus, mandikan, nyebokin, nyuapin Emak,” jelas Rodiah.

Sementara itu, Dian salah satu anak Rodiah menjelaskan, pelaporan itu bermula saat ayahnya meninggal dunia pada 9 Januari 2019. Tiga hari kemudian, anak yang pertama mengambil paksa tanah milik AJB dari tangan ibunya. Bahkan pada hari ketujuh ayahnya meninggal, sang ibu terpaksa menandatangani berkas tersebut.

Beberapa waktu kemudian Sonya dan keempat anaknya datang untuk menyita semua surat berharga tersebut. Saat itu bahkan sempat terjadi keributan dari Magrib hingga Subuh yang dimediasi oleh Ketua RW setempat.

“Di situlah bahasa kasar yang tidak senonoh mulai keluar ke mamah. Setelah 40 hari (ayah meninggal) Mamah dilaporkan ke polisi ke BPN. Dilaporkan dituduh menggelapkan semua sertifikat tanah. Padahal itu masih hak ibu. Yang melapor adalah yang pertama, anak ketiga, keempat, keenam dan ketujuh,” kata Dian.

Baca Juga: Sosok Wanita Menyeramkan Ini Datang Tiap Magrib untuk Ganggu Anak-anak, Ini Cara Mengusirnya

Baru-baru ini, kata Dian, polisi sempat melakukan mediasi. Namun Sonya tidak mau datang ke rumah Rodiah. "Akhirnya ibu saya yang waras menyerah. Mamah dibawa ke Polsek Cibarusah. Tapi pas kita ke sana, Sonya sudah pulang," ujarnya.

Saat ini, Dian dan ibunya masih ketakutan dan trauma karena rumah yang mereka tinggali sering diteror dan dilempari batu. Bahkan Sonya pernah datang dan menyumpahi ibunya untuk segera mati.

Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi tak kuasa menahan emosi dan air matanya. Ia menilai dalam keluarga, anak sulung harus mampu menghadirkan rasa nyaman, damai dan keadilan. Apalagi saat ini orang tua masih ada dan harus dimuliakan.

Dedi juga tidak mengerti mengapa anak-anak akan melaporkan orang tua mereka hanya karena kekayaan mereka. Namun ia memastikan, hal-hal seperti ini tidak akan diproses oleh polisi, seperti sejumlah kasus orang tua yang dilaporkan oleh anak-anak yang pernah ditangani Dedi, seperti di Bandung, Demak, dan Semarang.

Baca Juga: 12 Ratu dan Putri Kerajaan di Dunia Paling Cantik Sepanjang Masa, Diantaranya Pernah Jadi Penguasa Indonesia!

"Harus duduk bersama. Kalau soal warisan, ibu masih ada, dan ada aturan soal warisan," kata Dedi.

Dedi pun mengungkapkan alasannya selalu peduli dengan ibunya.

“Saya sangat prihatin dengan ibu saya karena saya anak kesembilan. Hidup saya sulit dengan ibu saya, giliran saya untuk memiliki uang, ibu saya meninggal. Jadi apa yang dimiliki tidak ada artinya karena tidak ada yang bisa dibahagiakan," tegasnya.

Di akhir obrolan, Dedi meminta agar Rodiah tidak bingung dan takut. Karena dia akan membantu semua yang sedang dialami Rodiah.***

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler