Waspada Maraknya Sampah Digital, Ini Cara Menangkalnya

26 Juni 2021, 21:17 WIB
Ilustrasi medsos atau jejaring sosial. Waspada banyaknya sampah digital termasuk dari medsos. /LoboStudioHamburg/PIXABAY/

JURNAL SOREANG- Remaja masjid harus mengambil peran strategi dalam upaya masif, sejumlah pemangku kepentingan dalam upaya menangkal sampah digital.

Sebagai bagian dari calon pemimpin masa depan, remaja masjid harus membangun kapasitas dirinya. Di antaranya dengan tidak malas menimba ilmu, membangun kesadaran dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Di antara yang bisa dilakukan remaja masjid yakni, harus tampil sebagai agen perubahan, ke arah positif yang bisa dimulai dari lingkungan keluarga dan sekitarnya.

Baca Juga: Medsos dan 'Bullying' di Sekolah Jadi Sorotan, Kemendikbudristek Gelar Lokakarya Penguatan Pembina Ekskul

Demikian salah satu benang merah dalam Webinar dan Workshop Literasi Digital Cirebon Sabtu, 26 Juni 2021.

Acara yang mengusung tema Ramatloka (Remaja Masjid Digital Bangun Solusi Sosial) berlangsung selama dua hari (Sabtu-Minggu) tersebut, diikuti remaja masjid dari berbagai daerah di wilayah Cirebon.

Hadir juga dalam pembukaan Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati dan
Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, Michael Quinlan.

Baca Juga: Hari Ini Diperingati Sebagai Hari Medsos, Ini yang Dilakukan Facebook

Tampil sebagai pembicara Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma'ruf Nuryasa, Ketua Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI) Jawa Barat Pandu Hyangsewu dan Satrya Graha (Pemred Pikiran Rakyat).

Sedangkan hari kedua menghadirkan pembicara Deni Yudiawan (pengamat internet), Yudha P Sunandar (alumni IVLP) dan Icha Sinaga (pegiat literasi digital).

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengingatkan akan kondisi saat ini yang dipenuhi dengan informasi yang penuh dengan sampah digital, hujatan yang mendangkalkan logika, yang disebabkan jempol lebih lincah dan cepat bergerak ketimbang otak.

Baca Juga: Jadi Sarana Penyebaran Radikalisme di Indonesia, Densus 88 Polri: Medsos Dapat Rubah Karakter Dengan Singkat

"Kondisi seperti ini kalau dibiarkan bisa menghancurkan peradaban. Disitulah remaja masjid harus mengambil peran strategisnya dalam menangkal sampah digital," ujar Eti yang juga didapuk sebagai Bunda Literasi Kota Cirebon.

Menurut Kepala DKIS Kota Cirebon, Ma'ruf Nuryasa, salah satu upaya yang mudah dilakukan dalam upaya menangkal sampah informasi, bisa dimulai dari sopan dalam bermedsos atau kesopanan online.

Menurut Ma'ruf,  kesopanan online bisa diartikan kesopanan di dunia online, baik dalam memposting sesuatu, berinteraksi sesama netizen, hingga aktivitas praktis seperti jual beli online.

Baca Juga: Pengguna Medsos Harus Dijernihkan Pikirannya, Ini Caranya

"Kesopanan dalam dunia nyata tetap harus kita terapkan di dunia maya. Kadang karena dipikirnya toh tidak kenal orangnya, suka seenaknya dalam berkomentar di dunia maya," katanya.

Menurut Ma'ruf, selain dilarang agama dan melanggar nilai sosial, berkomentar tidak sopan atau seenaknya bisa terjerat UU ITE.

"Apalagi jejak digital akan ada selamanya dan tidak bisa terhapus. Artinya, jejak digital bakal berdampak kepada kita bukan hanya saat ini, tapi seumur hidup kita, sampai anak cucu kita bahkan," ungkap Ma'ruf.

Maruf kemudian mengutip hasil survey yang dilakukan Microsoft terkait indeks kesopanan digital yang menempatkan Indonesia dengan perilaku netizen paling tidak sopan bahkan di kawasan Asia Tenggara, di bawah Vietnam.

Baca Juga: 5 Negara Paling Dibenci di Dunia, Ada Amerika Serikat Hingga Israel

Dalam kondisi seperti inilah, menurut Pemred PR Satrya Graha, remaja masjid bisa memanfaat ruang peluang itu untuk membuat konten yang positif, dengan materi agama yang dikemas menarik sesuai kebutuhan pemuda.

Sementara Ketua Prima DMI Jabar menyoroti budaya dan etika berbahasa dalam bermedsos.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam pesannya meminta remaja masjid bisa menjadi penggerak optimalisasi fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah mahdhah saja, seperti salat dan mengaji, namun juga ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah sosial, ekonomi, politik dan interaksi sosial masyarakat lainnya.

"Seperti zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid menjadi pusat peradaban manusia dimana berbagai kegiatan umat dilaksanakan," katanya.

Baca Juga: Ini 3 Alasan Seseorang Kebal Alias Belum Pernah Terjangkit Covid-19 Menurut dr Tirta

Menurut Uu, masjid harus dimanfaatkan juga sebagai tempat diskusi politik, kegiatan ekonomi, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

“Ibadah ghairu mahdhah, yang manfaatnya bisa dirasakan banyak umat juga bernilai ibadah," katanya.

Aset masjid, lanjutnya, bukan hanya bangunan yang megah dan hebat, namun aset yang paling berharga dan hebat justru jamaahnya, kepengurusan yang hebat dan kuat serta pengelolanya.

Baca Juga: Cara Membedakan Informasi Fakta atau Hoaks Soal Covid dan Vaksinasi, Bisa Lewat Link Ini

"Remaja masjid sebagai bagian dari aset masjid yang paling berharga harus bisa mengambil peran krusial dalam mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat peradaban," katanya. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler