22 Oktober 2023 Rayakan Hari Kesadaran Gagap Internasional, Ini Mitos Terkait Stuttering yang Harus Diketahui

- 22 Oktober 2023, 07:36 WIB
Ilustrasi mitos terkait stuttering atau kegagapan. Pixabay/R-region
Ilustrasi mitos terkait stuttering atau kegagapan. Pixabay/R-region /

JURNAL SOREANG – Apa itu stuttering? Penyakit gagap atau stuttering adalah sebuah keadaan ketika seseorang memiliki kesulitan dalam berbicara. Hal ini biasanya ditandai dengan situasi di mana suatu individu kesusahan saat mengucapkan kata atau kalimat. Selain itu, pemanjangan kata atau kalimat yang diucapkan secara berulang-ulang juga merupakan sebagian dari ciri seseorang yang mengidap kegagapan.

Sebenarnya, hal ini adalah sesuatu yang lumrah terjadi pada anak-anak. Pasalnya, anak yang masih berusia dini masih berada dalam proses belajar berbicara. Jadi, sangat wajar jika seorang anak mengalami sedikit kegagapan saat dia sedang berbicara.

Namun, ada kondisi ketika kegagapan ini berlangsung hingga mereka anak mulai bertumbuh usia. Stutter yang dideritanya tak kunjung berkurang. 

Baca Juga: Apa Itu Stuttering? Kenali Lebih Jauh untuk Merayakan Hari Kesadaran Gagap Internasional

Hari Kesadaran Gagap Internasional diadakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait situasi ini. 

Semakin banyak orang yang mempelajarinya, maka akan semakin banyak juga stigma terkait penyakit gagap yang akan berkurang.

Mitos Tentang Kegagapan yang Banyak Dipercayai

International Stuttering Awareness Day khususnya diadakan agar ada hari spesial di mana orang-orang, baik dari komunitas gagap itu sendiri atau masyarakat umum, mengerti apa sebenarnya yang dialami oleh pengidap kegagapan.

Hal ini dilakukan untuk memusnahkan segala jenis mitos yang muncul terkait kondisi yang satu ini. Sebagai contoh, beberapa orang mungkin beranggapan bahwa stuttering dapat terjadi ketika suatu individu merasa gugup atau cemas.Padahal, hal ini belum tentu benar. 

Baca Juga: Pekan Kebudayaan Nasional 2023 Diawali dengan Akad Musrenbang, Apa Maksudnya?

Seseorang bisa jadi mengalami kegagapan sejak dia kecil, bukannya karena dia sedang merasa cemas saja.

Selain rasa gugup, stuttering juga kerap dikaitkan dengan seseorang yang sedang merasa malu. 

Walaupun perasaan malu juga dapat berkontribusi pada kata-kata yang diucapkan oleh seseorang yang gagap, hal ini bukan berarti perasaan tersebut merupakan penyebab utama dari kegagapan itu sendiri.

Penting untuk membuat teman-teman yang mempunyai kesulitan berbicara semacam ini bahwa mereka masih layak didengarkan. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Mouse Wireless Terbaik di Tahun 2023, Mulai dari 300 Ribuan

Terkadang, ada kalanya ketika kondisi itu membuat seseorang merasa tidak percaya diri dengan cara berbicaranya. Hari Kesadaran Gagap Internasional ada untuk memudahkan para pengidap kegagapan agar lebih mudah berbaur dengan masyarakat.

Selain rasa gugup dan malu, terkadang kegagapan juga dihubungkan dengan kebodohan atau kesalahan pola asuh orangtua. 

Padahal, banyak pengidap stutter yang cerdas. Ini adalah salah satu stigma negatif yang harus dipatahkan, sebab itu merupakan anggapan yang sebenarnya salah. 

Selain itu, meski pola asuh orangtua juga kadangkala memiliki andil dalam kefasihan bicara pada anak, hal tersebut tak berarti itu adalah akar masalahnya.

Baca Juga: Ternyata Tambang Batubara Ombilin, Sumatera Barat, Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO, Ini Kelebihannya

Mesti selalu diingat bahwa ada banyak hal yang dapat menyebabkan kegagapan. Stuttering bukan merupakan sesuatu yang terjadi serta merta karena kebiasaan, melainkan sebuah kondisi neurologis.

Speech therapy yang ditawarkan untuk kondisi ini juga bukan diadakan untuk menyembuhkan penyakitnya, tetapi untuk membangun rasa percaya diri para pengidapnya.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: yearindays.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah