Netizen Warga Negara Singapura Membeberkan Tentang Negaranya, Netizen: Semua Ada Bagus dan Jeleknya

- 21 Juli 2023, 15:26 WIB
Ilustrasi Gaya hidup warga Singapura/Twitter @ArmondDeBeste
Ilustrasi Gaya hidup warga Singapura/Twitter @ArmondDeBeste /

JURNAL SOREANG - Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Itulah ungkapan untuk suatu hal yang dimiliki orang lain terlihat lebih baik dan bagus dengan apa yang kita miliki. Begitu juga dengan satu negara dengan negara lainnya. Dalam hal ini adalah Indonesia dan Singapura.

Menurut data dari Direktur Jendral (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), ada 3912 orang Indonesia yang pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura. Jumlah tersebut merupakan rekap jumlah penduduk Indonesia dari 2019-2022 yang mengganti kewarganegaraan ke Singapura.

Dikutp Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter Armond @ArmondDeBeste yang dipost pada 14 Juli 2023, Singapura harus diakui ada banyak hal yang bagus, tapi ada juga hal jeleknya. Namun, Armond yang merupakan warga negara Singapura memberikan pendapatnya.

Baca Juga: Sarapan Buah Tidak Selamanya Baik, Hindari 5 Buah Ini

Alasan yang paling banyak yang ia dengar dari WNA (Warga Negara Asing) adalah keamanan yang mumpuni. Sebagai gambaran, meski tingkat kriminalitas Negeri Merlion ini sangat rendah, kepolisian disana masih terus mengingatkan kepada masyarakat agar waspada terhadap tindak kriminalitas. Pihak kepolisian Singapura juga bekerja sesuai dengan standar/aturan yang berlaku di negaranya dan tidak korupsi apalagi mencari keuntungan pribadi. Ini belum termasuk CCTV yang terpasang banyak.

Untuk pelayanan umum, semua badan/lembaga negara terjamin berjalan dengan lancar. Baik dari kepolisian, PNS, hingga karyawannya tidak akan mogok kerja. Kalaupun ada yang mogok kerja, cuma sehari saja, pagi mulainya, jam enam sore selesai dan kembali bekerja. Bila ada masih yang ngotot, pemerintah Singapura bisa memecatnya dan menggantikannya dengan pegawai baru. Contohnya pada 2012 yang dimana 100 sopir bus yang berasal dari Tiongkok melakukan mogok seharian karena masalah gaji.

Sistem pendidikan Singapura juga bagus. Karena menggunakan sistem meritokrasi, jika anda memiliki kemauan untuk belajar, anda bisa berkesempatan untuk bersekolah di sekolah bagus dan berkuliah di universitas bagus. Di Singapura, hampir tidak ada pelajar atau mahasiswa yang tidak bisa bersekolah atau berkuliah karena masalah finansial.

Baca Juga: Usut Penyalahgunaan Zakat oleh Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang, Polisi Lakukan Hal Ini

Dslam bidang kesehatan, Armond yakin dengan pelayanan kesehatan di negaranya karena susah terjamin dengan perawatan yang berkualitas. Baik di rumah sakit milik pemerintah, maupun milik swasta. Berbeda dengan Indonesia yang dimana masih terkendala fasilitas hingga SDM dokter. Tercatat ada sekitar 250 ribu WNI yang berobat ke Singapura setiap tahunnya.

Meski begitu, Armond juga membeberkan kelemahan negaranya yang menurutunya mengorbankan beberapa hal untuk kemajuan Singapura.

Pertama, keputusan pemerintab itu final. Harus diakui, negara yang merdeka dari Malaysia ini hnaya ada satu partai yang menjadi mayoritas dengan 90 persen kursi di parlemen Singapura. Hal ini yang membuat undang-undang di Singapura disahkan dengan cepat dan efisien.

Baca Juga: Driver Online Harus Tahu dan Hati-hati dengan Zona Merah Larangan Masuk Ojek Online di Bandung

Hal ini juga berpengaruh pada reaksi pemerintah yang cepat saat pandemi COVID-19 yang dimana ada klaster COVID-19 dari Pelabuhan Perikanan Jurong. Pemerintah menutup pelabuhan dan pasarnya dan menghentikan aktivitasnya. Berbeda dengan Indonesia yang beberapa netizen protes hingga menyumpahi presiden.

Di Singapura, masyarakat mengambil prioritas atas individu. Saat pembangunan MRT, ada beberapa orang yang mengganggu operasional MRT dengan menempel permen karet di pintu kereta. Oleh karena itulah permen karet dilarang di seluruh Singapura.

Melakukan pelanggaran kecil bisa didenda. Contohnya merokok dengan jarak lima meter dari halte bus atau pintu masuk gedung, akan dikenakan denda sekitar Rp3 juta.

Baca Juga: 5 Pasang Aktor Hollywood yang Dikira Pacaran Ternyata Cuma Bersahabat, Salah satunya Bersahabat Sejak Kecil

Lifestyle orang Singapura juga kompetitif. Kompetitif disini hampir mirip dengan negara Korea Selatan. Selalu ada tekanan untuk sukses. Sebagai contoh, dari kecil sudah diikutsertakan les bimbel agar dapat nilai bagus, ranking tinggi, dan masuk universitas negeri. Jadi, anak-anak tersebut tidak memiliki waktu untuk bermain. Saat memasuki dunia kerja, pastinya anda dinilai dari job title, perusahaan tempat kerja, dan pendapatan. Kalau tidak mengikuti seperti yang disebutkan sebelumnya, anda akan menjadi bahan bully apapun alasannya. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Twitter @ArmondDeBeste


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah