Belanda Kembalikan Harta Rampasan dari Republik Indonesia, Namun Tak Termasuk Peninggalan Sangat Berharga Ini

- 10 Juli 2023, 07:55 WIB
Belanda akan mengembalikan 484 artefak berharga Indonesia dan Sri Lanka yang dirampas selama masa penjajahan pada 10 Juli 2023 di Museum Etnologi Leiden.
Belanda akan mengembalikan 484 artefak berharga Indonesia dan Sri Lanka yang dirampas selama masa penjajahan pada 10 Juli 2023 di Museum Etnologi Leiden. /Museum kebudayaan dunia Belanda/

JURNAL SOREANG - Belanda akan mengembalikan 484 artefak berharga Indonesia dan Sri Lanka yang dirampas selama masa penjajahan pada 10 Juli 2023 di Museum Etnologi Leiden.

Termasuk di antaranya yaitu perhiasan emas dan perak yang dijarah pasukan Belanda dari istana kerajaan Bali, yang dikenal sebagai "harta karun Lombok".

Melansir The Guardian, pengembalian harta rampasan oleh Belanda ini adalah yang pertama ke negara bekas jajahannya di Asia.

Baca Juga: Bukan Karna Horor dan Mitosnya, Ternyata Ini yang Membuat Keris Istimewa Hingga Diakui Menjadi Warisan Dunia

Pengembalian ini akan dilakukan setelah laporan komite penasihat yang mendesak pemerintah Belanda untuk mengembalikan artefak budaya yang dijarah "tanpa syarat" jika diminta negara asalnya.

Sekretaris Negara Belanda untuk Kebudayaan dan Media Gunay Uslu mengatakan, pengembalian perdana harta rampasan negaranya ini merupakan momen bersejarah.

"Ini pertama kalinya kami mengikuti rekomendasi panitia untuk mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah dibawa ke Belanda," katanya.

Pengembalian Harta Rampasan: Arca Singasari sampai Keris Klungkung.

Baca Juga: 4 Keris yang Dipercaya Sakti Mandraguna, No 3 Paling Mengerikan

Harta rampasan yang akan dikembalikan Belanda ke Indonesia antara lain empat arca atau patung batu dari bekas kerajaan Hindu Jawa Singasari, keris-keris Kerajaan Klungkung, dan 132 benda seni modern dari Bali, yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.

Pita Maha adalah kelompok yang mengusahakan gerakan sosial lukis Bali pada 1930-an. Pita Maha diumumkan pada 29 Januari 1936 dengan anggota pelukis, pematung, dan pengrajin, dikutip dari laman Indonesia Visual Art Archive (IVAA).

Pita Maha melahirkan estetika seni lukis Bali Baru, dengan narasi cerita rakyat, dongeng, dan epos Ramayana dan Mahabharata sebagai fondasi ide. Proses dan teknik lukisnya terbagi dua.

Baca Juga: Cek Sumber ti Jawa, Keris Nusantara Asalna ti Para Empu Sunda

Pertama, gaya Ubud yang berlapis-lapis dengan polesan tinta hitam encer. Kedua, gaya Sanur yang bergradasi gelap terang dengan warna alam seperti lukisan wayang Kamasan.

Namun, sisa-sisa fosil manusia Jawa (Pithecanthropus erectus) termasuk tengkoraknya tidak dikembalikan Belanda. Padahal, pemerintah Indonesia sudah meminta pada 2022.

Pithecanthropus erectus saat ini dipajang di Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis di Leiden. Fosilnya dianggap sebagai temuan penting dalam menyusun peta evolusi manusia.

Fosil manusia Jawa itu adalah fosil hominid tertua yang pernah ditemukan di Indonesia ketika paleoantropolog Belanda Eugene Dubois menggalinya dari Indonesia pada 1891 dan 1892. Indonesia berpendapat bahwa Dubois mengambil fosil dari Indonesia dalam konteks dominasi penjajah di tanah jajahan.

Baca Juga: Pemerintah Belanda Runtuh Karena Kebijakan Imigrasi, Mark Rutte: Anggota Partai Koalisi Tidak Sependapat

Lebih lanjut, sejarawan mendapati bahwa antropolog Belanda itu melakukan kerja paksa untuk penggalian Pithecanthropus erectus. Beberapa pekerja tewas saat bekerja.

Museum Belanda menolak usulan restitusi ini sebelumnya. Pihak Belanda tersebut mengklaim bahwa manusia Jawa tidak akan ditemukan jika bukan karena inisiatif Dubois. Lebih lanjut, mereka menilai benda-benda prasejarah tidak dihitung sebagai warisan nasional.

Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah Belanda mengatakan kepada The Guardian bahwa tidak ada keputusan tentang pengembalian fosil manusia Jawa. "Tidak ada yang ditolak, tetapi beberapa hal membutuhkan waktu lebih lama dari yang lain," tuturnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah