Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB?

- 8 Juli 2023, 13:57 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat cuaca ektrem.   Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB?
Ilustrasi kekeringan akibat cuaca ektrem. Resmi! Badan PBB Umumkan Datangnya El Nino: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Bagaimana Peringatan PBB? /Pexels/Juanjo Menta/

"Kombinasi yang sangat kuat antara El Nino dan pemanasan akibat pembakaran bahan bakar fosil manusia membuat 2016 menjadi tahun terpanas yang tercatat," kata WMO.

Baca Juga: Gagal Panen! Tiga Pekan Ratusan Hektare Sawah Kekeringan, Petani Baleendah Minta Kepastian Pemerintah

"Peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian," ujarnya lagi.

Peristiwa El Nino biasanya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Amerika Selatan bagian selatan, selatan Amerika Serikat (AS), Tanduk Afrika, dan Asia Tengah.

Namun, El Nino juga bisa memperburuk kekeringan parah, gelombang panas, dan kebakaran hutan di Australia, Indonesia, sebagian wilayah Asia selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara.

Selain itu, dampak El Nino lainnya termasuk siklon tropis berbahaya di Pasifik. Termasuk pemutihan masif terumbu karang yang rapuh.

Baca Juga: Terdampak Pembangunan TPT Irigasi di Desa Malakasari, Baleendah, Sawah Petani Kekeringan dan Dipastikan Merugi

Sebelumnya, studi mengatribusikan bahwa El Nino pada 1997-1998 menghasilkan kerugian pendapatan global sebesar US$5,7 triliun atau sekitar Rp85.747 triliun saat ini. Di 1982-1983, El Nino menimbulkan kerugian sebesar US$4,1 triliun atau sekitar Rp61.677 triliun saat ini.

"Cuaca ekstrem yang terkait dengan El Nino menyebabkan banjir, kebakaran hutan, angin topan dan bencana alam lainnya," tegas ahli iklim Christopher Callahan.

"Karena sistem cuacanya rumit, hal itu juga dapat menekan aktivitas badai di Atlantik," tambah seorang profesor di Universitas Vermont, Lesley-Ann Dupigny-Giroux. "Pola iklim menjadi tidak normal," ucap seorang profesor ilmu atmosfer di University of California Irvine, Jin-Yi Yu.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: WMO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah