Tawaf Umrah Syawal Tak Sepadat Umrah Ramadhan, Begini Pengalaman Umrah Dadan Wildan Anas

- 28 April 2023, 05:51 WIB
Seorang jemaah umrah Karya Imtaq PP Persis berjalan di pelataran Masjidilharam yang tak terlalu padat saat umrah Syawal
Seorang jemaah umrah Karya Imtaq PP Persis berjalan di pelataran Masjidilharam yang tak terlalu padat saat umrah Syawal /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Staf ahli Mensesneg Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas sedang  melaksanakan umrah bersama keluarga besar Karya Imtaq PP Persis.

Berikut catatan Ustaz Dadan Wildan yang juga ketua Yayasan Prima Cendekia Islami (PCI) Baleendah untuk bagian kedua.

Azan zuhur berkumandang dari masjidil haram. Ribuan jamaah, bergegas menuju mesjid. Udara panas menyengat. Namun tak menyurutkan langkah umat untuk shalat dan berkhidmat.

Prosesi ibadah umrah dimulai. Usai shalat zuhur, kami memulai prosesi itu. Dari hotel Anjum, belakang Masjidilharam yang diperluas, kami menembus terik matahari.

Balutan kain ihram putih, menguatkan niat. Memasuki masjidil haram, kami memulai prosesi itu.

 

Melihat Ka'bah yang agung dengan balutan kain hitam, kami berdoa: Allohumma antas-salam, wa minkas-salam. Fahayyina robbana bis-salam.

Tiba di sudut hajar aswad, kami mengangkat tangan; Bismillahi Allahu Akbar. Prosesi tawaf pun dimulai.

Ditengah terik matahari, kami berlari lari kecil untuk tiga putaran pertama. Peluh mulai menetes. Namun lantai dasar masjidilharam, tidak terasa panas. Untuk tidak mendramatisirnya menjadi dingin.

Tujuh putaran thawaf sudah dijalani. Mendekati maqom ibrahim. Bekas telapak kaki yang terpahat. Kami berdo'a: wattakhidu mim-maqomi ibrohima musholla. Lalu shalat dua rakaat. Mengakhiri thawaf. Mengakhiri peluh yang mengucur deras.

Baca Juga: Perjalanan dan Pelajaran dari Umrah Syawal dengan Karya Imtaq PP Persis di Mata Prof. Dr. Dadan Wildan

Prosesi sa'i, seakan berubah suasana. Dari panas terik, menjadi dingin. Tempat sa'i, tempat siti hajar mencari sumber air dari bukit shafa ke bukit marwah, bolak balik.

Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS dan ibunda dari Nabi Ismail AS. Wanita soleh, tegar, dan tercatat dalam sejarah menjadi perantara munculnya mukjizat air zam-zam.

Innas-shafa wal-marwata, min sya'airillah. Doaku di sisa bukit batu yang tinggal sepenggalan. Ditempat itu. Meluncur deras doa doa mengetuk pintu langit. Doa doa yang dipanjatkan di bukit shofa dan marwah. Seakan menandai betapa tidak berdayanya manusia tanpa bergantung pada-Nya.

 

Berdoa berkali-kali, mulai dari doa personal, doa komunal, hingga doa doa titipan, dilambungkan dari tempat mustajab itu menembus langit. Setiap doa yang dipanjatkan, setiap kali itu pula, air mata mengalir deras.

Tujuh kali putaran sa'i, mengakhiri prosesi ibadah umrah yang ditutup dengan tahalul.

Jamaah saling berpelukan. Bagi yang pertama kali menunaikannya, ini pengalaman spiritual yang sangat berharga.

Baca Juga: Karya Imtaq dan PP Persis Berangkatkan Jemaah Umrah Syawal, Berikut Pengurus PP Persis yang Ikut Serta

Sesungguhnya, Shafaa dan Marwah merupakan sebagian dari syi’ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah : 158).***

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial  Google News Jurnal Soreang ,  FB Page Jurnal Soreang ,  Youtube Jurnal

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah