"Perjanjian (biji-bijian) melibatkan setidaknya 120 hari perpanjangan, oleh karena itu posisi Rusia untuk memperpanjang kesepakatan hanya selama 60 hari bertentangan dengan dokumen yang ditandatangani oleh Turki dan PBB," kata Oleksandr Kubrakov di Twitter.
Baca Juga: Terkesan Nantang Setan di Ekspedisi Langit Kelabu Gunung Salak, padahal Dzawin Sebenarnya Penakut
"Kami sedang menunggu posisi resmi PBB dan Turki sebagai penjamin inisiatif tersebut," katanya.
Sementara perjanjian menyangkut ekspor biji-bijian Ukraina, perjanjian kedua, antara Moskow dan PBB, dimaksudkan untuk memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Hampir setengah dari ekspor yang dikirim sejauh ini di bawah kesepakatan itu adalah jagung dan lebih dari seperempatnya adalah gandum, menurut data PBB.
Sekitar 45 persen dari ekspor pergi ke negara-negara maju. Penerima terbesar adalah Cina, diikuti oleh Spanyol, Turki, Italia, dan Belanda.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang