Kisah Dibalik Mumi Gadis Llullaillaco, Korban Pengorbanan Anak Inca Berusia 500 Tahun

- 8 Februari 2023, 21:06 WIB
Kisah Dibalik Mumi Gadis Llullaillaco
Kisah Dibalik Mumi Gadis Llullaillaco /Tangkapan layar Natgeo/Johan Reinhard/

 

JURNAL SOREANG - Llullaillaco Maiden adalah mumi yang diawetkan paling baik di dunia, terlihat sangat hidup bahkan setelah lebih dari 500 tahun. Gadis ini ditemukan di perbatasan Chili dan Argentina oleh para ilmuwan pada tahun 1999.

Dan gadis Inca ini ditentukan telah berusia 500 tahun yang dikenal sebagai Llullaillaco Maiden. Dia adalah salah satu dari tiga anak Inca yang dikorbankan sebagai bagian dari praktik yang dikenal sebagai capacocha atau qhapaq hucha.

Mumi ini juga dikenal sebagai La Doncella. Llullaillaco Maiden ditemukan di puncak gunung berapi Andean pada tahun 1999. Diperkirakan telah berusia lima abad dia berada ditempat itu setelah dia dikorbankan secara ritual oleh suku Inca.

Baca Juga: Ramalan Tarot Aries, Taurus, Gemini 2023: Kondisi Keuangan dan Cinta, Dibanjiri Rezeki Juga Kemakmuran?

Dianggap sebagai jenazah paling terpelihara dari periode Inca, yang disebut sebagai anak-anak Llullaillaco. Mumi anak-anak ini kini dipajang di sebuah museum di Salta, Argentina, sebagai pengingat suram masa lalu kekerasan negara itu.

Seperti yang telah dibuktikan oleh penemuan selanjutnya, gadis Inca berusia 500 tahun dan dua anak lainnya ini telah diberi obat-obatan dan alkohol sebelum mereka dibunuh untuk dipersembahkan kepada dewa.

Dimana hal ini mungkin dapat dianggap kasar, namun bagi orang Inca pada saat itu, hal seperti adalah bukti kasih sayang mereka pada anak yang akan dikorbankan ini.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Menari, Pertanda Baik ataukah Pertanda Buruk?

Menurut National Geographic, para ilmuwan menguji rambutnya untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya. Mengenai apa yang dia makan, apa yang dia minum, dan bagaimana gadis Inca berusia 500 tahun itu hidup.

Tes menghasilkan hasil yang menarik. Apa yang mereka ungkapkan adalah bahwa Llullaillaco Maiden kemungkinan besar dipilih untuk dikorbankan sekitar satu tahun sebelum kematiannya yang sebenarnya. Hal ini yang menjelaskan bahwa mengapa makanan sederhananya tiba-tiba dialihkan ke makanan yang diisi dengan jagung dan daging lama.

Tes juga mengungkapkan bahwa gadis muda itu meningkatkan konsumsi alkohol dan coca, sebuah tanaman akar yang sekarang diproses untuk kokain. Suku Inca kemungkinan besar percaya memungkinkannya untuk berkomunikasi lebih efektif dengan para dewa.

Baca Juga: Perusahaan Zoom Pecat 1.300 Pekerja Akibat Penurunan Penggunaan Aplikasi Setelah Pandemi Usai

"Kami menduga Maiden adalah salah satu dari acllas, atau wanita terpilih, yang dipilih sekitar masa pubertas untuk hidup jauh dari masyarakat yang dikenalnya di bawah bimbingan para pendeta," kata arkeolog Andrew Wilson dari University of Bradford.

Kehidupan Anak-Anak Llullaillaco

Meskipun dampak Inca pada masyarakat Amerika Selatan terus dirasakan hingga hari ini. Walau pemerintahan sebenarnya dari kekaisaran itu tidak bertahan lama. Tanda pertama suku Inca muncul pada tahun 1100 M. kemudian suku Inca terakhir telah ditaklukkan oleh penjajah Spanyol Francisco Pizarro pada tahun 1533, dengan total sekitar 433 tahun atas keberadaannya.

Namun demikian, kehadiran mereka di tengah-tengah suku Inca membuat segala sesuatu didalamnya didokumentasikan oleh penakluk Spanyol pada saat mereka disana. Terutama terhadap praktik pengorbanan anak mereka.

 Baca Juga: Cowok Minggir Dulu! Ini Rahasia Cewek Agar Lebih Percaya Diri Menurut Zodiak

Penemuan Llullaillaco Maiden mengejutkan orang Barat. Namun pada kenyataannya dia sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak anak yang dikorbankan di wilayah Mesoamerika dan Amerika Selatan. Pengorbanan anak, pada kenyataannya, adalah hal yang umum di antara budaya Inca, Maya, Olmec, Aztec, dan Teotihuacan.

Sementara itu setiap budaya memiliki alasannya sendiri untuk mengorbankan anak-anak mereka dan usia anak-anak yang dijadikan pengorbanan pada dewa bervariasi. Ada dari bayi hingga remaja awal. Faktor pendorong utamanya mereka melakukan ritual ini adalah demi menenangkan berbagai dewa.

Dalam budaya Inca, pengorbanan anak atau capacocha dalam bahasa Spanyol, dan qhapaq hucha bahasa asli Quechua suku Inca, ini adalah ritual yang sering dilakukan untuk mencegah bencana alam (seperti kelaparan atau gempa bumi). Bukan hanya itu, yang lainnya adalah untuk mendokumentasikan tonggak penting dalam kehidupan seorang Sapa Inca (seorang kepala suku). Mentalitas di balik qhapaq hucha adalah bahwa suku Inca mengirimkan spesimen terbaik mereka kepada para dewa.

Baca Juga: Bikin Rambut Hitam Berkilau Alami! Berikut 5 Makanan yang Baik Untuk Kesehatan Rambut

Gadis Llullaillaco Kemungkinan Meninggal dengan Damai

Pada tahun 1999, Johan Reinhard dari National Geographic Society bersama tim penelitinya pergi ke Volcán Llullaillaco di Argentina untuk mencari situs pengorbanan suku Inca. Dalam perjalanan mereka, mereka menemukan mayat Llullaillaco Maiden dan dua anak lainnya, yang bergender laki-laki dan perempuan. Yang diperkirakan berusia sekitar empat atau lima tahun.

Namun gadis Llullaillaco itulah yang paling dihargai oleh suku Inca, terutama disebabkan oleh status "perawan" nya.

“Dari apa yang kita ketahui tentang kronik Spanyol, wanita yang sangat menarik atau berbakat dipilih. Suku Inca benar-benar memiliki seseorang yang pergi mencari wanita muda ini dan mereka diambil dari keluarga mereka,” Ungkap Dr. Emma Brown dari University of Bradford, yang merupakan bagian dari tim peneliti yang menganalisis tubuh ketika mereka diekstraksi.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ungkap Karakter dan Temukan Nasihat Melalui Burung Hantu yang Menjadi Pilihan!

Dan analisis tentang bagaimana anak-anak itu meninggal menghasilkan hasil menarik lainnya, bahwa mereka tidak dibunuh dengan kekerasan. Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa Llullaillaco Maiden meninggal dengan cukup damai.

Tidak ada tanda-tanda ketakutan dari gadis Inca berusia 500 tahun itu. Tidak muntah atau buang air besar di kuil. Kemudian ekspresi damai di wajahnya menunjukkan bahwa kematiannya tidak menyakitkan, setidaknya menjelang akhir.

Charles Stanish, dari University of California di Los Angeles (UCLA), memiliki teori berbeda mengapa Llullaillaco Maiden tidak terlihat kesakitan. Menurutnya ini disebabkan oleh obat-obatan dan alkohol membuatnya mati rasa.

“Beberapa orang akan mengatakan bahwa dalam konteks budaya ini, ini adalah tindakan yang manusiawi,” Ujar Charles.

Baca Juga: Simak! Tips Menyimpan dan Memeriksa Apakah Telur Masih Aman untuk Dikonsumsi, Kamu Harus Tahu!

Terlepas dari apakah pengorbanannya damai atau kekerasan, penggalian Llullaillaco Maiden dan teman-temannya menimbulkan kontroversi di antara penduduk asli Argentina. Rogelio Guanuco, pemimpin Asosiasi Masyarakat Adat Argentina (AIRA), mengatakan bahwa budaya asli di daerah tersebut melarang penggalian dan memajang anak-anak di museum membuat mereka dipamerkan. Mereka merasa bahwa anak-anak ini seolah-olah di sirkus.

Terlepas dari protes mereka, Llullaillaco Maiden dan teman-temannya dipindahkan ke Museum Arkeologi Ketinggian Tinggi, sebuah museum yang didedikasikan sepenuhnya untuk memajang mumi, di Salta, Argentina pada tahun 2007, dimana mumi tersebut tetap dipajang hingga hari ini.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah