Baca Juga: Jelang Ramadhan! Berikut 6 Tradisi Unik Umat Islam Indonesia Sambut Ibadah Puasa
Mereka bertugas untuk menandai dimulainya waktu fajar dengan melodi yang mereka buat. Mereka dipilih oleh warga kota karena kejujuran dan rasa empatinya. Para Nafar berjalan menyusuri jalanan kota sambil meniup terompet untuk membangunkan orang-orang saat waktu sahur.
Tradisi yang telah menyebar dari Timur Tengah ke Maroko ini telah dimulai sejak abad ke-7. Tradisi ini dimulai ketika seorang sahabat Nabi sedang berjalan-jalan saat fajar sambil menyanyikan doa-doa dengan merdu.
Saat musik Nafar menyapu kota, mereka disambut dengan rasa syukur dan rasa terima kasih, serta mereka secara resmi juga diberi kompensasi oleh masyarakat pada malam terakhir di bulan Ramadan.
4. Albania
Selama berabad-abad, anggota komunitas Muslim Roma, telah mengumumkan waktu awal dan akhir dari ibadah puasa dengan menggunakan lagu-lagu tradisional. Anggota komunitas tersebut berasal dari masa kekaisaran Ottoman.
Selama setiap hari di bulan Ramadan, mereka akan berbaris dan menyusuri jalanan sambil memainkan lodra. Lodra adalah drum silinder buatan rumahan yang dilapisi dengan kulit domba atau kambing.
Para keluarga muslim akan sering mengundang anggota komunitas tersebut ke dalam rumah untuk memainkan lagu tradisional. Hal tersebut dilakukan untuk merayakan dimulainya waktu berbuka puasa.***