JURNAL SOREANG - Media-media Barat sempat menjuluki Kiev, Ibu Kota Ukraina, sebagai surganya seks.
Hal itu karena di Kiev banyak ditemui pekerja seks komersial (PSK). Padahal, prostitusi adalah illegal di negara bekas pecahan Uni Soviet tersebut.
Pada tahun 2011 saja, Institut Studi Sosial Ukraina seperti dikutip laman voxukraine.org, mencatat ada 50 ribu wanita Ukraina yang bekerja sebagai PSK.
Baca Juga: Wow, Otavio Dutra akan Terus Bersama Persija, Akankah Sampai Pensiun?
Jumlah PSK terbesar ditemukan di Kiev, Ibu Kota Ukraina, sekitar 9 ribu orang. Kemudian, di Kota Odessa (sekitar 6 ribu).
Selanjutnya, di Kota Dnipropetrovsk dan Donetsk (masing-masing sekitar 3 ribu), Kharkiv (2.500 orang), dan Krimea (2 ribu orang).
Bisnis seks di negara yang memisahkan diri dari Uni Soviet pada tahun 1991 tersebut mencapai masa keemasan saat berlangsungnya Piala Eropa 2012.
Baca Juga: 15 Film Aksi Milla Jovovich, Dari Terburuk Hingga yang Terbaik, Ada Resident Evil dan Hellboy
Ketika itu, Ukraina jadi tuan rumah pesta sepak bola terbesar di Benua Biru tersebut.
Banyak pemandu wisata yang fasih berbahasa Inggris untuk membawa para wisatawan mancanegara menikmati wisata seks di Ukraina, khususnya Kota Kiev.
Saking menggiurkannya omset bisnis seks, Perdana Menteri Ukraina, Andriy Nemirovsky sempat mengajukan Undang-Undang untuk melegalkan pelacuran di Ukraina pada tahun 2015.
Baca Juga: Wow! Bule Amerika Ngebet Banget pada Orang Indonesia Berkulit Coklat, Kesempatan bagi Jomlo Nih
Namun, usulan tersebut mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Salah satunya, dari NGO (Non Goverment Organitation) atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) bernama Femen.
NGO tersebut yang anggotanya para wanita, rajin melancarkan protes soal prostitusi di Ukraina.
Dalam menjalankan aksinya menolak prostitusi, Femen tampil dengan gaya khas. Mereka tampil telanjang dada alias topless.
Baca Juga: 8 Negara Ini Bebas Pajak Penghasilan, Warga Dijamin Sejahtera? Simak Ulasannya
Ya, mereka mempertontonkan payudaranya di depan umum, tanpa ditutupi BH atau selembar kain apapun. Imbasnya, areola dan puting terlihat jelas.
Aksi unik Femen tersebut menarik perhatian sutradara asal Australia, Kitty Green.
Ia mengikuti kegiatan Femen selama lebih dari setahun di Ukraina, Belarusia, dan Turki.
Kitty Green mendokumentasikannya dalam sebuah film. Lalu, film tersebut diberi judul "Ukraina Bukan Rumah Bordil".***