JURNAL SOREANG – Sebagai orang Indonesia wajib bersyukur dengan memiliki kulit berwarna coklat. Pasalnya, orang-orang Amerika berkulit putih ingin memiliki kulit berwarna coklat seperti orang-orang Indonesia.
Namun, banyak orang Indonesia tidak puas dengan kulitnya yang berwarna coklat. Mereka malah ingin berkulit putih seperti orang-orang Amerika.
Supaya berkulit putih seperti orang Amerika, orang Indonesia yang berkulit coklat, kasak-kusuk mencari pemutih kulit.
Baca Juga: 5 Negara yang Keringnya Minta Ampun, Salah Satunya Texas Amerika Serikat
Sementara itu, agar berwarna coklat seperti orang Indonesia, orang Amerika yang berkulit putih itu melakukan berbagai cara, salah satunya berjemur di bawah terik matahari.
Hal tersebut mengingatkan kita pada sebuah mutiara kata: kita ingin seperti orang lain, padahal tanpa disadari orang lain itu ingin seperti kita.
Tapi, nanti dulu, benarkah orang Amerika berkulit putih itu ingin berkulit coklat seperti orang Indonesia?
Dikutip Jurnal Soreang dari YouTube Sarah Johnson, Senin, 3 Januari 2022, stereotip tentang orang Amerika berkulit putih ingin berkulit coklat itu benar.
“Orang Amerika yang berkulit putih seperti aku suka berkulit coklat. Stereotip ini benar dan berlaku pada orang berkulit putih pada umumnya,” kata Sarah.
Jadi, terbalik ya, di Indonesia banyak orang yang mau berkulit putih. Agar putih, kulitnya pakai lotion, sabun pemutih, dan sebagainya. Kalau naik sepeda motor, pakai sarung tangan agar tangan tidak hitam oleh sengatan sinar matahari.
“Tapi kalau di sini kami suka berjemur di pantai atau di kolam renang, kalau main di luar kulit kami jadi coklat. Di sini juga ada lotion untuk berjemur supaya kulit lebih coklat,” ujarnya.
Mengapa orang Amerika dan Eropa berkulit putih ingin berkulit coklat? Ternyata ada sejarahnya.
Sebelum abad 20, kata Sarah, di Amerika Serikat dan Eropa orang tidak mau berkulit hitam atau coklat, karena kulit coklat terkait dengan kelas bawah. Pasalnya, kulit coklat berarti kerja di bawah sinar matahari di luar.
“Jadi mereka menggunakan pakaian khusus untuk melindungi kulit, pakai payung dan make up yang sebenarnya bahaya banget untuk kulit mereka supaya tetap putih,” tutur Sarah.
Baca Juga: Siapa Bilang Orang Amerika Jarang Mandi? Ini Buktinya
Tapi hal itu mulai berubah pada awal abad 20, orang mulai sadar bahwa ada kebaikan dari sinar matahari yang mengandung vitamin D. Jadi orang mulai suka berjemur untuk kesehatan.
Pada tahun 1970 ada orang terkenal berlibur dan pada saat liburan itu kulitnya terbakar, lalu dia pulang ke Perancis dengan kulit kecoklatan. Karena dia terkenal banget, penggemarnya ingin punya kulit seperti dia. Selain itu, di Perancis juga ada penyanyi berkulit cokelat.
“Karena semua faktor ini, kulit coklat mulai diinginkan, karena dianggap sehat dan berarti orang itu punya banyak uang untuk berlibur dan bersantai,” ujarnya.
Padahal kini ada banyak cara untuk kulit putih menjadi coklat tanpa olahraga. Sekarang kita tahu bahwa kulit coklat karena terjemur matahari juga tidak sehat.
Sungguhpun demikian, rata-rata kulit coklat seperti orang Indonesia masih diinginkan oleh orang Amerika yang berkulit putih.
Tapi, akhirnya Sarah sadar bahwa semua warna kulit umat manusia di dunia ini adalah ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa yang patut dikagumi.
“Kita harus tahu bahwa semua warna kulit itu bagus, tidak ada yang lebih bagus dari yang lain,” ucap Sarah. ***