Menjijikan! Fakta Mengerikan Tentang Kanibalisme Dijadikan Budaya, Penghormatan, dan Obat-obatan

- 28 Desember 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi. Menjijikan! Fakta Mengerikan Tentang Kanibalisme Dijadikan Budaya, Penghormatan, dan Obat-obatan
Ilustrasi. Menjijikan! Fakta Mengerikan Tentang Kanibalisme Dijadikan Budaya, Penghormatan, dan Obat-obatan /@kongsibenda

JURNAL SOREANG – Meskipun sekarang dianggap sebagai salah satu hal tabu yang terbesar di masyarakat dan sering dikaitkan dengan kejahatan, namun sejarah mengungkapkan, kanibalisme adalah bentuk penghormatan.

Ritual pemakaman yang melibatkan kanibalisme di dunia telah didokumentasikan dengan baik. Misalnya The Fore of Papua Nugini yang telah memakan mayat.

Pasalnya, ritual memakan mayat yang disebut kanibalisme ini merupakan tanda cinta dan hormat, mencegah mayat membusuk atau dimakan serangga.

Baca Juga: Waspadalah, 3 Hal Ini Bisa Lenyapkan Kemampuan Bersyukur, Begini Penjelasan Aa Gym

Selain itu, ritual kanibalisme dianggap melindungi tubuh dari roh berbahaya.

Wari dari Amazon Brazil, memasukkan kanibalisme dalam upacara pemakaman mereka hingga tahuh 1960-an.

Kemudian SukuAztec dilaporkan memakan mayat, yang dianggap suci sebagai bentuk pengorbanan manusia kepada para dewa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Persib Siapkan Rp10 M untuk Boyong 2 Pemain Timnas Indonesia Asuhan PSIS?

Bagi mereka, memakan tubuh musuh mungkin merupakan tidakan balas dendam yang paling akhir, karena memungkinkan pemenang untuk memiliki kekuatan dan keberanian dari yang kalah.

Tentara Jepang selama Perang Dunia ll mengonsumsi tawanan perang, sementara Korowai dari Nugini memiliki hak untuk memakan orang yang dianggap sebagai penyihir.

The Carib di Kepulauan Karibia juga dianggap telah memakan musuh mereka, dan orang Eropa menggunakan klaim kanibalisme untuk membenarkan pembunuhan dan perbudakan banyak penduduk.

Baca Juga: Buset! Inilah 5 Pesta Teraneh dan Penuh Maksiat Pada Masa Lampau, Dipercaya Mencari Keberkahan?

Kanibalisme juga dijadikan obat dimana bagian tubuh berakhir dengan ramuan tertentu, diantaranya organ manusia, kuku dna rambut.

Sementara di Yunani kuno, darah manusia dianggap mengobati epilepsy. Bahkan dulu, orang Eropa secara rutin mengonsumsi bagian tubuh manusia sebagai pengobatan.

Pengikut dokter Swiss pada abad ke-16 Paracelsus, bahkan menyembuhkan disentri dengan obat-obatan yang mengandung bubuk tengkorak manusia, sedangkan di Inggris abad ke-17 digunakan untuk menghancurkan mumi.

Baca Juga: Terjerat Kasus Ilegal Akses, Polisi Sebut Dokter Richard Lee Resmi Ditahan

Yang lebih mengejutkan lagi disebutkan masakan kanibal yang terbuat dari daging manusia diduga memiliki rasa mirip dengan daging sapi muda atau babi.

Orang Batak di Sumatera dilaporkan menjual daging manusia di pasar, dan di Cina hidangan berbahan dasar manusia pernah dianggap mewah.

Selama dinasti Yuan, tercatat bahwa daging anak-anak disebut sebagai makanan yang rasanya paling enak.

Baca Juga: Simak! Sejarah Penggunaan Kosmetik atau Make up, Dianggap Sebagai Kekayaan dan Kesombongan Wanita?

Negara itu melaporkan, anak-anak memotong berbagai bagian tubuh seperti paha atau lengan atas untuk orang yang lebih tua sebagai tanda hormat.

Banyak pihak yang menjadikan kanibalisme untuk bertahan hidup, seperti kasus George Donner yang terjebak oleh salju tebal di Sierra Nevada yang melakukan kanibalisme karena kelaparan.

Contoh lainnya adalah kasus kecelakaan pesawat di pegunungan Andes pada tahun 1972, dimana hanya 16 orang yang selamat selama 72 hari, dan dianggap telah melakukan kanibalisme.

Juga pemukim Amerika Jamestown Colony yang putus asa sehingga mengkanibal tetangga setelah pertama kali memakan tikus dan kulit sepatu.

Memang, beberapa ahli percaya laporan kanibalisme di dunia ini tidak sepenuhnya benar dan masih menjadi tabu.***

Editor: Handri

Sumber: Britannica


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah