Selain mencegah untuk tidak berhubungan seks hingga menikah, tujuan memutilasi alat kemaluan wanita ini untuk mengendalikan libido wanita.
Dengan begitu, wanita Maasai akan selalu menahan diri mereka ketika memiliki fantasi seksual hingga menikah.
Pemotongan alat kelamin wanita ini pun cukup mengejutkan, mereka akan menggunakan benda tajam.
Selain itu, para wanita ini akan menanggung rasa sakit tanpa ada obat apa pun yang digunakan oleh mereka.
Akan tetapi, praktik menyunatan alat kelamin wanita ini ternyata mengalami tentangan dari berbagai pihak.
Dikarenakan selain efek rasa sakit yang ditimbulkan secara fisik, tetapi juga merusak kondisi mental para wanita tersebut.
Terutama bagi para wanita suku tersebut yang menjalani ritual ini di usianya yang masih remaja.
Kenya sebagai salah satu negara yang menjadi tempat hidup Suku Maasai pun mengeluarkan undang-undang untuk melindungi para wanita yang terpaksa harus melakukan ritual tersebut.