JURNAL SOREANG – Tragedi bom Hiroshima dan Nagasaki menyisakan duka dan sejarah yang panjang hingga saat ini.
Semuanya terjadi pada 6 Agustus 1945, pukul 08.15 pagi, bom seberat 4 ton dijatuhkan dan meluluh lantahkan kota Hiroshima.
3 hari berikutnya, Kamis 9 Agustus 1945 bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki yang menewaskan sekitar 74.000 penduduk.
Sedangkan di Hiroshima sendiri, sebanyak 140.000 penduduk tewas akibat kepentingan politik Amerika Serikat, saat Jepang menyatakan menyerah pada Perang Dunia Kedua.
Beberapa korban diantaranya merupakan ibu hamil dan anak-anak yang sangat berpengaruh pada kehidupannya di masa depan.
Dari tragedi bom Hiroshima dan Nagasaki tersebut, banyak ibu hamil mengalami keguguran dan anak-anak menjadi yatim piatu.
“Tidak ada peningkatan yang signifikan secara statistik, tetapi yang utama adalah berdampak pada cacat lahir atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan lainnya, terlihat diantara anak-anak yang selamat, terlahir cacat.” Tulis laporan penelitian RERF.
Radiation Effect Research Foundation (RERF) melaporkan dampak dari ledakan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima.