Terakhir, Ratu Mary I membakar Uskup Agung Canterbury dan 300 orang penganut protestan lainnya. Karena kekejamannya itu, Karena kekejamannya itu, orang-orang mulai menjuluki ratu mereka dengan sebutan 'Bloody Mary'.
4. Ratu Ranavalona I dari Madagaskar
Ranavalona I. Memerintah Madagaskar dari 1828 hingga 1861, apa pun untuk mendapatkan tahta.
Setelah meracuni Raja Radama I yang juga suaminya sendiri, membuat ibunya mati kelaparan, dan mengeksekusi pamannya, Ranavalona I naik tahta.
Awalnya, dia menjadi ratu yang baik dengan menentang kolonialisme. Tapi kebaikan itu gak berlangsung lama. Setelah beberapa tahun, Ranavalona I mulai melarang semua hal yang berhubungan dengan kristen.
Dia juga menyiksa para penganut kristen dan mengusir para misionaris asing yang tersisa.
Baca Juga: Terungkap! 3 Fakta Menyedihkan Maharani Masako Istri Kaisar Naruhito, Kekaisaran Jepang
5. Ratu Elizabeth I dari Inggris
Kebalikan dari 'Bloody Mary', Ratu Elizabeth I dikenang sebagai pemimpin yang hebat. Namun bagi pemeluk kristen katolik di Inggrdari Mary I, Ratu Elizabeth I adalah seorang protestan yang taat.