JURNAL SOREANG – Putri Aiko, putri Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako dari Jepang, secara resmi akan beranjak dewasa dan berulang tahun yang ke-20 tahun bulan depan.
Untuk menyambut hari lahirnya, Putri Aiko akan menerima hadiah berupa tiara pusaka dari kekaisaran Jepang.
Sebetulnya, adakah makna khusus dari tiara pusaka kekaisaran Jepang yang akan diterima oleh Putri Aiko?
Dikutip dari the court jeweler, Jurnal Soreang akan menjabarkan secara detail tentang tiara pusaka jepang tersebut.
Putri Aiko adalah satu-satunya putri Kaisar Jepang, tetapi karena Jepang hanya mengizinkan pria untuk naik takhta, maka ia tidak bisa menjadi pewaris ayahnya.
Meski begitu, ketika Putri Aiko berusia 20 tahun pada 1 Desember mendatang, dia akan menjadi anggota keluarga kekaisaran yang mulai bekerja.
Putri Aiko akan berpartisipasi dalam acara resmi dan menghadiri pesta serta acara formal lainnya.
Baca Juga: Malangnya Putri Aiko dari Jepang, Dibully Sejak Kecil dan Mustahil Jadi Penerus Tahta
Ketika Putri Aiko menghadiri acara formal di Istana Kekaisaran, tentu saja, ia membutuhkan satu set perhiasan untuk dipakainya bekerja.
Di Jepang, usia 20 tahun adalah usia mayoritas untuk sebagian aspek masyarakat Jepang dimana sebagai anggota keluarga kekaisaran dia sudah mulai ikut berpartisipasi dalam berbagai acara.
Memang, perhiasan yang akan ia kenakan bukanlah tiara yang baru, melainkan tiara yang sebelumnya dikenakan oleh bibinya, yakni Putri Sayako.
Pasalnya, saat ini tiara tersebut sedang disesuaikan agar lebih pas dengan kepala Putri Aiko.
Putri Sayako sendiri adalah satu-satunya saudara perempuan Kaisar Naruhito. Selama 15 tahun, Putri Sayako bekerja menjadi anggota keluarga kekaisaran Jepang.
Ia mengenakan tiara berlian yang berkilau ini untuk semua acara formal yang dihadirinya. Tetapi, pada November 2005, ketika Putri Sayako berusia 36 tahun, ia menikahi Yoshiki Kuroda.
Yoshiki Kuroda sendiri, merupakan seorang perencana kota yang bekerja untuk kota Tokyo. Karena Kuroda bukan berasal dari keluarga bangsawan, maka Putri Sayako kehilangan status kekaisarannya.
Baca Juga: Tidak Seberuntung Calon Ratu Brunei Darussalam, Putri Aiko Dipastikan Tidak Akan Bisa Nikah Muda
Ia menyerahkan kembali tiaranya dan menjadi rakyat biasa seperti suaminya, dengan nama Sayako Kuroda.
Saat ini, Sayako adalah pendeta tertinggi di Kuil Agung Ise.
Beberapa orang terkejut saat mengetahui bahwa Putri Aiko akan menerima tiara bekas bibinya tersebut.
Apalagi sepupunya, yakni Putri Mako (sekarang Mako Komuro) dan Kako yang sama-sama sudah beranjak dewasa mendapatkan satu set perhiasan dan pakaian yang baru.
Baca Juga: Tragis! Nasib Putri Aiko, Tidak Seindah Putri Ameerah Wardatul Bolkiah Dari Brunei Darussalam
Sebelum melepaskan status kekaisaran, putri Mako selalu menggunakan perhiasan dan tiara belrian yang dibuat untuknya oleh perusahaan perhiasan Jepang, Wako.
Sedangkan adiknya, Putri Kako memakai tiara berlian dan satu set perhiasan yang dibuat oleh Mikoto.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran menungkapkan alasan mengapa Putri Aiko mengenakan perhiasan bekas Putri Sayako karena tidak menyisihkan uang dalam anggaran tahunan untuk tiara dan perhiasan baru tersebut.
Hal ini juga dilakukan sebagai upaya penghematan biaya setelah pandemic virus corona yang melanda dunia termasuk Jepang.
Lagipula tiara bekas Putri Sayako ini sudah lama tidak terpakai, sejak terakhir kalinya pada tahun 2005.
Jadi, pihak kekaisaran memutuskan untuk menghemat dengan mendaur ulang perhiasan yang akan digunakan untuk Putri Aiko.
Kejadian ini bukan kali pertama dialami oleh kekaisaran Jepang, karena sebelumnya putri Jepang lainnya kadang-kadang memakai tiara dan perhiasan yang ditinggalkan oleh kerabat.
Biasanya kerabat tersebut telah menikah dengan rakyat jelata dan meninggalkan keluarga, atau telah meninggal dunia.
Rencananya, Tiara ini akan dikenakan langsung oleh Putri Aiko saat upacara kedewasaan yang akan diadakan pada 5 Desember 2021.***