Mengejutkan! Lebih dari 50 Persen Anak Muda di Jepang Memilih Untuk Tidak Menikah, Kenapa?

- 10 November 2021, 20:20 WIB
Mengejutkan! Lebih dari 50 Persen Anak Muda di Jepang Memilih Untuk Tidak Menikah, Kenapa?
Mengejutkan! Lebih dari 50 Persen Anak Muda di Jepang Memilih Untuk Tidak Menikah, Kenapa? /@anthony.fonteneau

JURNAL SOREANG – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak muda Jepang semakin betah melajang dan memutuskan untuk tidak menikah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim sensus di Universitas Tokyo, menunjukkan bahwa proporsi anak muda Jepang yang tidak menikah atau berkencan telah meningkat selama 20 tahun terakhir.

Bahkan menurut Oriental Weekly, proporsi wanita lajang di Jepang telah meningkat 1,5 kali.

Baca Juga: Ini Dia Biaya Hidup di Kamboja, Apa Lebih Mahal dari Indonesia dan Brunei? Berikut Rinciannya

Antara tahun 1992 dan 2015, presentasi wanita yang tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis meningkat dari 27,4 persen menjadi 40,7 persen.

Sedangkan, pria lajang di Jepang meningkat dari 40,3 persen menjadi 50,8 persen.

Pada tahun 2015, ditemukan bahwa 25,1 persen pria dan 21,4 persen wanita mengatakan mereka tidak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Baca Juga: Waduh, Kebiasaan Minum Air Seperti Ini Bisa Merusak Ginjal, Jangan Dilakukan Lagi

Sebuah artikel berjudul “Parasite Singles” : Why Young Japanese Not Married, yang diterbitkan Desember 2019 oleh The Japan Times, mengutip data pemerintah yang menunjukkan bahwa hampir seperempat orang Jepang berusia antara 20 dan 49 tahun masih lajang.

Meskipun banyak anak muda Jepang masih terus menerus mengungkapkan keinginan mereka untuk menikah, para analis mengatakan tekanan sosisal dan ekonomi membuat ikatan pernikahan semakin sulit.

Tren pernikahan di Jepang menurun, karena adanya kesenjangan gender dalam harapan pasangan pernikahan.

Baca Juga: Tidak Mau Jadi Pelupa, Coba Konsumsi Makanan Ini Untuk Mencegahnya

Sementara wanita mencari suami yang dapat mendukung mereka secara finansial dan juga berkontribusi pada pekerjaan rumah tangga, pria mencari istri yang akan memberikan seluruh hidupnya pada rumah tangga.

Beberapa diantara pria tersebut juga mungkin mengijinkan pasangannya untuk sambil bekerja diluar rumah.

Bagi sebagian orang, risiko dan pengorbanan pernikahan tidak diimbangi dengan imbalannya.

Baca Juga: Poster Hujatan Hiasi Rumah, Teriakan Cemooh Warga Kampung Mengiringi Kepergian Suharto, Ini Pasalnya

Terlalu banyak perkerjaan dan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga tetap menjadi tantangan.

Jepang juga terkenal dengan budaya jam kerja yang panjang, sehingga menggambarkan istilah karoshi, dimana kematian bisa terjadi karena terlalu banyak bekerja.

Harapan akan pernikahan juga bisa menjadi tidak menarik lagi bagi wanita, terutama mereka yang berniat untuk terus bekerja setelah menikah.

Baca Juga: Ini Kata Zaidul Akbar Soal Imun Turun Saat Musim Hujan

Menurut survey nasional tahun 2013, istri masih menyelesaikan 85,1 persen perkerjaan rumah tangga dalam pernikahan Jepang.

Perempuan Jepang yang belum menikah cenderung memiliki rumah mereka sendiri daripada rekan mereka sesama perempuan yang sudah menikah.

Ditambah lagi wanita Jepang yang bercerai dan memiliki anak-anak sangat rentan, setidaknya 61 persen dari mereka hidup dalam kemiskinan

Faktanya, Jepang memiliki tingkat kemiskinan ibu tunggal tertinggi di negara maju.

Dari banyaknya faktor itulah akhirnya banyak orang dewasa Jepang memilih untuk tidak menikah di sepanjang hidup mereka.***

Editor: Handri

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah