Baca Juga: TP PKK Ajak FKKB Kabupaten Bandung Bersinergi Laksanakan Program Pemerintah
Keduanya pun akhirnya memutuskan untuk menikah pada April 1959, dengan persetujuan Kaisar Hirohito (ayah Akihito).
Akan tetapi istri dari Hirohito, permaisuri Nagako (ibu Akihito) tidak menyetujui pernikahan tersebut.
Dengan alasan itu, hubungan Michiko dan ibu mertuanya tidak baik dan bahkan membuatnya stress.
Setelah menikah, satu tahun kemudian Michiko melahirkan Naruhito yang saat sebagai kaisar Jepang yang berkuasa.
Michiko saat membesarkan Naruhito, dirinya melanggar tradisi kerajaan dengan mengasuh anak sendiri.
Karena dalam tradisi kekaisaran Jepang, Naruhito harus dipercayakan kepada para pengasuh bayi.
Bukan hanya itu, banyak kemudian permasalahan yang dihadapi oleh Michiko terutama dengan mertuanya, Nagako.***