JURNAL SOREANG – 8 kata Bahasa Brunei ini sama kata namun beda makna dengan Bahasa Indonesia.
Bagi anda warga Indonesia yang hendak berkunjung ke Brunei Darussalam, sebaiknya hendak mengetahui 8 kata Bahasa Brunei ini.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah tinggal di Brunei Darussalam lebih dari sepuluh tahun, mengungkapkan hal tersebut.
Baca Juga: Tim Piala Uber Indonesia Kembali Terhenti di Perempat Final, Dikalahkan Thailand 2-3
Berikut 8 kata Bahasa Brunei yang sama kata namun beda makna dengan Bahasa Indonesia, dikutip dari kanal YouTube Wulan’s Life.
1. Babu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘babu’ berarti perempuan yang bekerja sebagai pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga.
Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengartikan kata ‘babu’ sebagai pembantu rumah tangga.
Berbeda halnya di Brunei Darussalam, warga Brunei mengenal kata ‘babu’ yang berarti ‘Ibu’ atau ‘orang tua perempuan’.
2. Budak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ‘budak’ bisa bermakna ‘jongos’. Bisa juga bermakna anak-anak.
Pada umumnya, masyarakat di Indonesia mengenal kata ‘budak’ dan mengartikannya dengan ‘anak buah’ atau ‘jongos’.
Namun, warga Brunei Darussalam mengenal kata ‘budak’ dan mengartikannya anak dibawah 17 tahun.
3. Ngabuburit
Di Indonesia kata ‘ngabuburit’ sering kali diucapkan warga di bulan Ramadhan.
Kata ‘ngabuburit’ bermakna bermain atau melakukan kegiatan sambil menunggu berbuka puasa.
Namun, warga Brunei Darussalam, menganggap kata ‘burit’ merupakan kata yang tabu untuk diucapkan di Brunei.
Warga Brunei mengenal kata ‘burit’ dan mengartikannya sebagai lubang anus.
4. Butuh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘butuh’ memiliki dua makna. ‘Butuh’ bisa bermakna ‘perlu’, dan ‘butuh’ juga bisa bermakna ‘kemaluan laki-laki’, ‘zakar’.
Masyarakat di Indonesia umumnya menggunakan kata ‘butuh’ dan mengartikannya sebagai ‘perlu’.
Di Brunei Darussalam kata ‘butuh’ sangat tabu untuk dikatakan oleh warganya.
Warga Brunei mengenal kata ‘butuh’ bermakna ‘kemaluan laki-laki’ dan kata ‘butuh’ sangat tabu untuk dikatakan warga Brunei.
Warga Brunei mengganti kata ‘butuh’ dengan kata ‘perlu’.
5. Pusing
Baca Juga: 23 KODE REDEEM Edisi Jumat 15 Oktober 2021, Bisa Segera Klaim Hadiah Menarik Di PUBG Mobile
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘pusing’ bisa bermakna ‘putar’, ‘sakit kepala’, ‘tidak bisa berpikir’, dan ‘dalam keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan sekitar berputar’.
Pada umumnya masyarakat Indonesia menggunakan kata ‘pusing’ dan memaknainya sebagai ‘sakit kepala’.
Namun, warga di Brunei Darussalam mengenal kata ‘pusing’ hanya bermakna ‘putar’.
6. Kita
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kita’ bermakna ‘saya’. Masyarakat Indonesia pada umumnya menggunakan kata ‘kita’ mengartikannya sebagai ‘saya’.
Namun, warga Brunei Darussalam mengenal kata ‘kita’ dan memaknainya sebagai ‘anda’.
7. Karang
Di Indonesia kata ‘karang’ umumnya bermakna batu di laut, maka disebut batu karang.
Tapi di Brunei Darussalam, kata ‘karang’ bermakna ‘nanti’ tapi tidak melebihi satu hari.
8. Kereta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ‘kereta’ bermakna kendaraan yang beroda dua atau empat (biasanya ditarik oleh kuda) , ‘kereta api’, atau ‘sepeda motor’.
Baca Juga: Kisah WNI Merantau dari Cilacap ke Brunei, Bekerja di Kedai Ternyata Gajinya Segini
Pada umumnya masyarakat Indonesia mengenal kata ‘kereta’ sebagai ‘kereta api’.
Namun, Rakyat di Brunei Darussalam menggunakan kata ‘kereta’ berarti ‘mobil’.
Demikian 8 kata Bahasa Brunei yang sama kata namun beda makna dengan Bahasa Indonesia.
Masih banyak lagi kata-kata dalam Bahasa Brunei yang sama kata namun beda makna dengan Bahasa Indonesia.***