Sekolah Republik Indonesia Tokyo Ini Lakukan Kegiatan yang Jarang Ada di Sekolah Indonesia

- 10 Oktober 2021, 05:22 WIB
Untuk mewujudkan program sekolah di bidang keamanan dan keselamatan warga sekolah, Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) melaksanakan Simulasi Siaga dan Tanggap Bencana.
Untuk mewujudkan program sekolah di bidang keamanan dan keselamatan warga sekolah, Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) melaksanakan Simulasi Siaga dan Tanggap Bencana. /Kemendikbud ristek/

Pada kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno menyampaikan rasa syukurnya bahwa program latihan simulasi bencana yang sangat penting dan bermanfaat bagi anak-anak tahun ini dapat dilaksanakan.

“Secara geologi dan geografi, Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan dari sudut pandang peluang terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami atau angin topan sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana menghadapi bencana sangat diperlukan siswa-siswi SRIT," katanya.

Baca Juga: Gempa Bumi Tektonik M4,5 Dirasakan di Wilayah Tasikmalaya dan Sekitarnya

Pengetahuan tersebut dapat ditularkan kepada orang lain bila siswa-siswi SRIT ada yang pulang ke Indonesia. "Demikian juga dengan sikap dan perilaku masyarakat Jepang pasca bencana yang tetap antre bila harus mendapatkan bantuan makanan, minuman atau keperluan lain. Hal seperti ini patut ditiru,” papar Yusli

Kegiatan simulasi siaga bencana diawali dengan penjelasan teknis pelaksanaan kegiatan dari petugas pemadam kebakaran dan pemutaran video suasana dan dampak bencana gempa bumi, tanah longsor, dan kebakaran.

Kemudian petugas memberikan arahan mengenai prosedur penyelamatan diri pada saat bencana terjadi. Pada sesi penjelasan, petugas memberikan kesempatan para siswa untuk bertanya tentang tindakan yang harus dilakukaan saat bencana.

Baca Juga: Korban Meninggal Gempa Haiti Bertambah Jadi 1.300 Orang, Warga Les Cayes Takut Gempa Susulan

Selanjutnya, para siswa dengan dibimbing para wali kelas masuk ke ruang kelas masing-masing untuk menyimulasikan seolah-olah sedang melaksanakan pembelajaran seperti biasa, tiba-tiba sirene berbunyi dan pengumuman bencana dalam bahasa Jepang dan Indonesia dari sentral suara.

Para siswa didampingi guru di kelas latihan menyelamatkan diri di bawah meja seolah ada goncangan hebat gempa bumi. Setelah beberapa saat, kemudian disimulasikan pengumuman lewat sentral suara bahwa gempa sudah mereda dan para siswa dipandu guru keluar dari kelas masing-masing menuju halaman sekolah dengan berjalan secara tenang, tertib dan hati-hati, tidak boleh berteriak, tidak boleh saling mendorong maupun bercanda.

Simulasi evakuasi ke lokasi yang lebih tinggi dilakukan di halaman sekolah dengan dampingan guru dan petugas untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan tsunami pasca gempa di Rinshinomori Park dengan jarak sekitar 750 meter dari kompleks SRIT.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x