Pfizer Hentikan Distribusi Obat Anti Rokok Setelah Ditemukan Kandungan Karsinogen Berbahaya

- 25 Juni 2021, 18:03 WIB
Ilustrasi rokok
Ilustrasi rokok /https://blog.ub.ac.id/iqbalarif

JURNAL SOREANG – Perusahaan farmasi Pfizer Inc telah menghentikan sementara distribusi pengobatan anti-merokok bernama Chantix.

Pasalnya, telah ditemukan peningkatan kadar agen penyebab kanker yang disebut nitrosamin yang terkandung dalam pil.

Produsen telah mempertimbangkan sejumlah obat anti-merokok.

Baca Juga: Seorang Ibu Kaget Lihat Anak Putrinya Berusia 13 Tahun Lahirkan Bayi Seorang Diri, Ternyata Ini Penyebabnya

Regulasi obat AS di masa lalu telah menjangkau perusahaan yang obat-obatannya memiliki N-nitrosodimethylamine (NDMA) atas tingkat yang diterima.

Dilansir dari Reuters, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun lalu menemukan tingkat tinggi NDMA dalam beberapa versi metformin obat diabetes populer.

Kontaminasi NDMA bertanggung jawab atas penarikan kembali obat mulas Zantac yang dijual oleh Sanofi SA pada tahun 2019.

Baca Juga: Krisis Pangan Korea Utara Memburuk, Harga Sebungkus Teh dan Kopi Rp 1,5 Juta Rupiah

Obat Chantix telah disetujui oleh FDA sejak Mei 2006 sebagai obat resep yang bertujuan membantu orang dewasa berusia 18 tahun ke atas berhenti merokok dan digunakan selama 12 hingga 24 minggu.

Imbas dari penghentian distribusi Chantix berpengaruh pada pendapatan global dari obat ini turun 17% menjadi $ 919 juta pada tahun 2020.

Selain itu juga karena jalur pendistribusian akibat Covid-19 menghambat permintaan dan perusahaan kehilangan perlindungan paten di Amerika Serikat pada bulan November 2020 lalu.

Baca Juga: Mantul, Warga Indonesia Buat Pabrik Tempe di Jepang, Genjot Promosi di Jepang

Pfizer mengatakan jeda dalam distribusi tidak banyak kehati-hatian dan menunggu pengujian lebih lanjut.

"Manfaat Chantix melebihi risiko potensial yang sangat rendah, jika ada, yang ditimbulkan oleh paparan nitrosamin dari varenicline di atas sumber umum lainnya selama seumur hidup," jelas juru bicara Pfizer Steven Danehy dalam keterangan resminya.***

Editor: Sam

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah