Namun, ada satu orang peserta yang berasal dari Singapura. Kebanyakan dari peserta berasal dari kota Berlin dan beberapa dari mereka berasal dari kota lain di Jerman seperti Hennef, Göttingen, Karlsruhe, Leipzig, dan Stuttgart.
“Pada kelas ini hampir 100% komunikasinya berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pada setiap pertemuan satu sampai dua orang siswa memberikan presentasi menggunakan bahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa Indonesia peserta di kelas ini rata-rata sudah cukup bagus,“ lanjut Ardi.
Pada setiap kelas, para peserta dibimbing oleh pengajar (tutor), termasuk ketika peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil (breakout rooms). Para tutor adalah 10 orang mahasiswa Sastra Jerman dari Universitas Negeri Malang yang secara sukarela meluangkan waktu mereka untuk belajar bersama-sama dengan para peserta. Mereka ditempatkan di kelas “Apa kabar? Bagian ke-1“ dan “Apa kabar? Bagian ke-2“.
Baca Juga: Semarak Hardiknas 2021, 12 Warga Jepang Ikuti Lomba Pidato Bahasa Indonesia, Ini Daftar Juaranya
Selain itu, ada pula beberapa tutor lainnya yang ditempatkan di Kelas konversasi. Kebanyakan dari tutor tersebut adalah mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Jerman dan ada pula yang tinggal di Kualalumpur.***