Namun pernyataan itu diunggah kebali oleh sejumlah warganet, termasuk jurnalis politik senior AS Byron York di akun resminya @ByronYork, Sabtu 9 Januari 2021.
Trump releases statement on being banned by Twitter. Via pool: pic.twitter.com/p5Chj37hkx— Byron York (@ByronYork) January 9, 2021
"Seperti yang saya katakan sejak lama, Twitter telah bertindak jauh dan lebih jauh dalam memblokir kebebasan berpendapat, dan malam ini, pegawai twitter telah berkoordinasi dengan kubu Parai Demokrat dan para radikalis sayap kiri untuk menghapus akun saya dari platform mereka, untuk membungkam saya dan ANDA, 75.000.000 patriot hebat yang sudah memilih saya. Twitter mungkin perusahaan swasta, tapi tanpa aturan yang dibuat oleh pemerintah mereka tidak akan ada selama ini.
Baca Juga: Waduh, Ibu Hamil dan Menyusui Tidak Dianjurkan Vaksinasi Covid-19, Begini Penjelasannya
Saya sudah menduga hal ini akan terjadi. Kami telah bernegosiasi dengan beberapa situs lain, dan segera akan mengumumkan berita besar, sementara itu kami juga melihat kemungkinan untuk membangun platform kami sendiri dalam waktu dekat. Kami tidak akan bisa DIBUNGKAM!
Twitter ternyata bukan wadah KEBEBASAN BERPENDAPAT. Mereka hanya mempromosikan platform Radikalis Sayap Kiri di mana beberapa orang 'ganas' di dunia diperbolehkan bicara bebas. TETAP IKUTI SIARAN INI!"
Bahasan tentang penghapusan akun @RealDonaldTrump dan pembatasan aktivitas @POTUS kini terus menjadi trending topik di twitter sendiri.
Baca Juga: Arsul Sani Yakin Polri Tindaklanjuti Hasil Penyelidikan Komnas HAM Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI
Hingga Sabtu pagi, tercatat sudah 2,48 juta cuitan warganet terkait topik tersebut.
Cuitan dari para anggota parlemen dan jajaran menteri pun tak ketinggalan meramaikan topik itu.