Waduh! Hampir Setiap Tahun, Ribuan Anak di Palestina Ditangkap Militer Israel

28 Mei 2023, 02:44 WIB
Militer Israel menghancurkan sebuah masjid Hebron, Palestina./ Tangkapan Layar Youtube Aljazeera /

JURNAL SOREANG - Penjajahan tak berkesudahan yang dilakukan Israel kepada warga Palestina, masih terus berlanjut hingga saat ini.

Hal tersebut sangat berdampak kepada hak asasi anak, sebab, hampir 1.000 anak Palestina ditangkap oleh pasukan militer Israel setiap tahunnya.

Perlakuan Kejam dan Membahayakan Anak

Dilansir dari Arab News, HaMoked, lembaga swadaya masyarakat (LSM) hak asasi manusia yang membantu warga Palestina dari kedudukan Israel, mengungkap bahwa, anak-anak ditangkap dari jalanan, sekolah, dan rumah di Tepi Barat, Palestina.

Baca Juga: Hadiri Keberangkatan Jemaah Haji Asal Ciamis, Kapolres: Semoga Menjadi Haji Mabrur

Penangkapan anak dengan jumlah hampir serupa pun terjadi di Yerusalem Timur. Alasan para pasukan militer Israel anak-anak ini, karena dicurigai terlibat dalam serangan atau protes.

Bentuk Kekejaman Militer Israel terhadap Anak

Perlakuan pasukan militer Israel tentu dikecam oleh HaMoked. Mereka menganggap bahwa yang dilakukan pihak Israel adalah sesuatu yang kejam dan membahayakan kesehatan anak Palestina, baik fisik maupun mental.

Bentuk-bentuk kekejaman tersebut, seperti menangkap anak-anak di tengah malam, menangkap mereka tanpa perintah pengadilan dan tanpa penjelasan, memborgol dan menutup mata mereka.

Tidak hanya itu, Israel pun mencegah orang tua, keluarga, atau pengacara untuk menemani mereka, serta membuat mereka dipukuli dan dihina.

Baca Juga: Menjaga Kamtibmas Aman, Polsek Sukadana, Kabupaten Ciamis Sambangi MTs Margaharja

Perlakuan-perlakuan tersebut membuat anak-anak mengalami rasa sakit pada fisik dan mental Anak-anak Palestina selalu berada di antara perasaan kesepian, ketakutan, kebingungan, penghinaan, ketidakberdayaan, dan dekat dengan kematian.

“Penangkapan malam yang traumatis tetap menjadi metode standar untuk membawa anak-anak Palestina,"

"HaMoked telah mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Israel melawan praktik ini. Kami menuntut militer Israel mengirim surat panggilan kepada orang tua ketika anak-anak dicari untuk diinterogasi.” ujar Jessica Montell, Direktur Eksekutif HaMoked.

Hukuman Alternatif bagi Anak

Direktur Palestinians Prisoners Club, Qadoura Faris, mengungkap bahwa adanya hukuman alternatif yang diterapkan di Yerusalem Timur, yakni berupa denda atau pembebasan dengan jaminan.

Baca Juga: Polsek Pamarican Pantau Penyaluran Bantuan Pangan ke 393 Warga Bantarsari, Kabupaten Ciamis

Atau anak dijadikan tahanan rumah selama satu sampai dua bulan, ditambah deposit ke pengadilan oleh orang tua.

Deposit tersebut akan disita jika anak yang menjadi tahanan rumah, meninggalkan rumah selama masa tahanan belum habis.

Faris berkata, “Tahanan rumah bagi anak-anak lebih sulit daripada pemenjaraan biasa, karena cara ini membuat orang tua menjadi sipir bagi anak-anaknya, sehingga mereka tidak kehilangan uang.”

Ia juga mengatakan bahwa pemberlakuan tahanan rumah, berdampak pada banyaknya anak yang membenci orang tua mereka.

Baca Juga: Polres Ciamis Amankan Laka Lantas Moge vs Aerox di Cihaurbeuti

Sebelumnya, Faris mengatakan bahwa Israel dapat melakukan penangkapan dan persidangan anak berusia 12 tahun ke atas, atas hasil amandemen hukum pendudukan militer di Tepi Barat dan hukum sipil di Yerusalem Timur.

Saat ini, sebanyak 160 anak Palestina menjalani hukuman penjara di Israel, setelah ditangkap karena ikut protes, mengibarkan bendera Palestina, ataupun melempar batu.***

Editor: Rustandi

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler