JURNAL SOREANG – Baru-baru ini mencuat kemunculan Virus Hendra yang disebut-sebut berpotensi mematikan kepada hewan atau manusia yang terpapar.
Organisasi Kesehatan dunia atau WHO sempat menjelaskan mengenai Virus Hendra.
Menurut penjelasan WHO, Virus Hendra (HeV) adalah zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan ke manusia dari hewan).
Virus Hendra juga disebut bisa menyebabkan penyakit parah dan seringkali fatal pada kuda dan manusia yang terinfeksi.
Sementara itu, inang alami virus telah diidentifikasi sebagai kelelawar buah dari Famili Pteropodidae, genus Pteropus.
Virus Hendra atau HeV diidentifikasi selama wabah penyakit pertama yang tercatat di pinggiran kota Brisbane, Hendra, Australia, pada tahun 1994 silam.
Wabah tersebut melibatkan 21 kuda pacu yang dikandangkan dan dua kasus pada manusia.
Pada Juli 2016 lalu, 53 insiden penyakit yang melibatkan lebih dari 70 kuda telah dilaporkan.
Semua insiden terkait Virus Hendra tersebut hanya terjadi di pantai timur laut Australia.
Baca Juga: Bukan Quotex tapi Olymptrade? Sosok Ini Ungkap Soal Kasus Affiliator Binary Option Doni Salmanan
Dikabarkan bahwa pada saat itu sebanyak tujuh manusia telah tertular Virus Hendra dari kuda yang terinfeksi, terutama melalui kontak dekat selama perawatan atau nekropsi kuda yang sakit atau mati.
Dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari situs WHO pada Kamis, 19 Mei 2022, gejala infeksi Virus Hendra menurut WHO, pada manusia berkisar dari penyakit ringan seperti influenza hingga penyakit pernapasan atau saraf yang fatal.
Selain itu, tidak ada pengobatan khusus untuk kasus Virus Hendra pada manusia. Namun, perawatan suportif intensif disediakan, dan penggunaan antibodi monoklonal sedang diselidiki.
Sedangkan pada hewan, disebutkan ada vaksin hewan untuk mencegah Virus Hendra yang terdaftar dan vaksinasi diakui sebagai cara yang efektif untuk mengurangi risiko kuda terinfeksi dan untuk mengurangi kemungkinan terlihat pada manusia.
Hingga saat ini belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai Virus Hendra tersebut baik dari pihak WHO maupun sejumlah negara termasuk Indonesia.***