JURNAL SOREANG – Ketika dunia sudah memasuki perkembangan modern, masih terdapat beberapa suku yang menjalani kehidupan kuno, salah satunya dari Ethiopia.
Di Ethiopia, terdapat sebuah suku yang sangat mengerikan, mereka dikenal sebagai sekelompok orang paling agresif di dunia.
Suku ini masih menjalani kehidupan kuno yang sangat cocok dibilang keras dan juga mengerikan.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Wilayah Pangalengan Bandung, 76 KK Terdampak, Ini Penyebabnya
Seperti dilansir Jurnal Soreang dari laman website reckontalk.com, suku di Ethiopia ini bernama Suku Mursi.
Suku Mursi adalah suku Afrika yang berada di Ethiopia selatan dekat perbatasan Sudahn dan terisolasi di lembah Omo.
Mereka memiliki anggota suku diperkirakan berjumlah 10 ribu orang yang masih menjalani tradisi mengerikan.
Salah satu tradisi mereka adalah memasang plat bulat berukuran besar di bibir wanita dari Suku Mursi tersebut.
Selain itu, yang paling mengerikan dari mereka adalah semboyan “Lebih baik mati daripada hidup tanpa membunuh.”
Mursi menjadi sosok suku yang memuja roh kematian, di mana mereka akan menerapkan ajaran kepada anak laki-laki bahwa seorang pria harus hidup dalam bahaya dan pertempuran.
Baca Juga: Bisa-bisanya! Bencana Kebakaran Diakibatkan Oleh Keju. Simak Kronologinya
Saat anak laki-laki Suku Mursi tumbuh, mereka akan menjalani ritual pertarungan dengan sebuah tongkat.
Tongkat ini memiliki panjang sekitar dua hingga dua setengah meter yang ujungnya diukir lingga.
Hal tersebut sebagai penanda bahwa anak laki-laki tersebut telah dapat disebut sebagai pria dewasa.
Ternyata ritual pertarungan ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah, salah satunya soal perempuan.
Seorang laki-laki yang hendak menikah, mereka harus terlebih dahulu untuk melakukan pertarungan.
Pemenang dari pertarungan ini memiliki hak untuk memilih perempuan untuk dijadikan istri mereka.
Baca Juga: Waduh! Kota Ini Pernah Dilanda Banjir Jus Buah. Kok Bisa? Begini Ceritanya
Bukan hanya untuk memperebutkan perempuan untuk dinikahi, pertempuran ini juga dilakukan untuk kebutuhan perang.
Suku Mursi akan melakukan konflik antar suku yang telah terjadi sejak zaman kuno untuk memperebutkan padang rumput, tanah subur, ternak, dan air.
Dengan begitu, semboyan mereka yang memilih mati daripada tidak membunuh karena alasan tersebut.***