Astaghfirullah! di Negara Thailand, Ternyata Seks Bebas Dilegalkan

11 Desember 2021, 16:33 WIB
Ilustrasi seks. Seks bebas di Thailand dilegalkan /Pixabay/martieda

JURNAL SOREANG - Thailand negara yang berjuluk negeri Gajah Putih tersebut cukup dikenal relijius dengan beragam peninggalan bersejarah umat Budha.

Ajaran  Budha salah satunya mengagungkan keselarasan hidup dengan mengedepankan kesopanan dan adat istiadat yang memiliki nilai-nilai kesusilaan yang tinggi.

Di sisi lain Thailand memang dikenal sebagai salah satu surga bagi para pemuja seks bebas. Ngerinya bisnis ini menjadi Penghasilan Negara terbesarnya, yang tadinya dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi adat istiadat yang dinaungi nilai-nilai keagamaan.

Baca Juga: Wow! 7 Negara ini Mengizinkan Warganya atau Wisatawan Melakukan Kegiatan Seks Bebas

Namun berbagai hal telah mengubah Thailand menjadi lokasi wisata seks favorit turis di seluruh dunia.

Menurut sebuah catatan, sebagian pendapatan Thailand disokong dari industri seks yang berjamur di kota-kota besar, seperti Bangkok dan Pattaya.

Kebijakan pemerintah setempat dengan pengembangan ekonomi yang terfokus pada sektor pariwisata, membuat banyak orang berlomba-lomba untuk menyuguhkan sesuatu yang dapat menarik minat turis asing berkunjung ke negeri Siam tersebut.

Baca Juga: Mencengangkan, Raja dan Ratu Paling Gila Seks Sepanjang Sejarah, Konon Sehari Bisa Berbeda Puluhan Orang

Apalagi harga yang ditawarkan untuk memuaskan nafsu manusia tergolong murah.

Pelayanan pijat plus-plus saja dibanderol dengan harga 200 baht untuk pijatnya (sekitar Rp100 ribu) dan untuk plus-plusnya hanya tinggal menambahkan 1000 baht (sekitar Rp500 ribu).

Perempuan lokal yang akan memberikan servis memuaskan itu juga merupakan perempuan pilihan dengan kulit putih mulus khas masyarakat Thailand. Dengan hidung mancung dan tentu saja paras yang cantik dengan tubuh aduhai.

Belum lagi, seiring dengan perjalanan waktu, Thailand tidak hanya menawarkan wisata seks yang akan memuaskan para lelaki hidung belang, namun juga para lelaki penyuka sesama jenis, lesbian maupun transgender.

Baca Juga: 6 Raja dan Ratu Eropa Ini Dikenal Gila Seks, Diantaranya Telah Meniduri 15.000 Wanita

Kaum lady boy, atau lelaki "jadi jadian" juga masuk dalam jajaran pelakon wisata seks di Thailand. Lady boy memang sangat populer di negeri Gajah Putih tersebut, bahkan disebut-sebut sudah menjadi gender ketiga dalam perundang-undangan di Thailand.

Pemerintah hanya memberikan larangan, hubungan seks dilakukan dengan PSK (pekerja seks komersial) yang berusia di bawah 18 tahun.

Karena itu, hampir di setiap klub, para pengunjung diwajibkan menunjukkan identitas diri, berupa KTP negara asal maupun paspor.

Baca Juga: Simak! Ini Dia Daftar 7 Raja Terburuk Sepanjang Sejarah, Dikenal Kejam hingga Suka Pesta Seks, Siapa Saja?

Dengan dibukanya keran pelayanan seks komersial yang termasuk dalam daftar wisata Thailand, tidak perlu mengkhawatirkan akan adanya pembersihan oleh pihak-pihak tertentu.

Semuanya sudah diatur dalam kebijakan negara. Alhasil, banyak masyarakat lokal yang kemudian menggantungkan hidup dari bisnis esek-esek

Menurut sebuah studi, pada  tahun 1974 saja jumlah pekerja seks komersial di Thailand mencapai hingga 700 ribu jiwa. Jumlah itu bertambah pesat di tahun 2004 menjadi 2,8 juta jiwa.

Penelitian yang dilakukan Dr Nitet Tinnakul dari Universitas Chulalongkorn tersebut menunjukkan, terdapat 2 juta perempuan, 20 ribu laki-laki dan 800 ribu PSK di bawah usia 18 tahun.

Baca Juga: Kejamnya, 600 Perempuan dan Anak di Mozambik Diculik, 'Dinikahi' dan Dijadikan Budak Seks

Menurut catatan, pendapatan devisa Thailand dari wisata seks tersebut diperkirakan mencapai angka 4,3 miliar dollar AS per tahun. Jumlah yang cukup besar untuk mendongkrak perekonomian sebuah negara hanya dari satu sektor saja.

Para LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) setempat kemudian berjibaku untuk memberikan penyuluhan seks aman, lantaran hasil survei menyebutkan, sebanyak lebih dari 500 ribu warga Thailand di tahun 2008 positif terinveksi virus HIV/AIDS. Angka tersebut sebagian besar diidap oleh para PSK yang belum menyadari pentingnya seks aman.

Menurut catatan sejarah, sebenarnya di tahun 1996 banyak dari masyarakat Thailand tidak menyetujui kebijakan pemerintah untuk melegalkan prostitusi lantaran berseberangan dengan nilai agama dan budaya.

Baca Juga: Bolehkan Suami Istri Melakukan Oral Seks, Ini Penjelasan dari Buya Yahya

Imbas legalisasi prostitusi, jadi tujuan perdagangan manusia. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat yang menoleransi praktik prostitusi, menjadikan Thailand sebagai lahan emas bagi jalur perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara khususnya.

Hal tersebut telah menjadi perhatian UNODC, badan internasional yang mengawasi perdagangan manusia. Pihak UNODC juga menunjukkan, jika banyak dari PSK yang beroperasi di Thailand berasal dari negara negara Asia lainnya.

Dalam sebuah studi yang dilakukan di tahun 2003, kebanyakan arus perdagangan manusia untuk dijadikan PSK berasal dari Myanmar, Laos, Kamboja dan China.***

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler