JURNAL SOREANG - Serial Squid Game meraih predikat drama Korea paling populer di antara penonton global pada tahun 2021.
Squid Game adalah drama Korea yang menceritakan perjuangan sekelompok orang yang terhimpit masalah ekonomi.
Mereka kemudian mengikuti serangkaian permainan demi mendapat hadiah 45 miliar won atau setara Rp.555 miliar yang disebut sebagai Squid Game.
Dijadikannya Squid Game sebagai drama paling populer berdasarkan survei mengenai tren hallyu oleh dua institusi Korea.
Survei dilakukan Kementrian Kebudayaan, Olahraga & Pariwisata Korea dan Yayasan Korea untuk Pertukaran Budaya Internasional pada 14 Februari 2022.
Dilakukan di 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Brazil, India, dan Thailand survei ini melibatkan 8500 responden.
Hasilnya Squid Game memimpin dengan mengumpulkan skor 21,2 persen.
Serial yang dibintangi Son Ye Jin dan Hyun Bin, Crash Landing On You menyusul di peringkat kedua dengan 2,2 persen, setelah tahun lalu mengumpulkan 9,5 persen.
Sementara drama Korea dari aktor Song Joong Ki, Vincenzo, berada di posisi 3 dengan skor 1,9 persen.
Baca Juga: BTS Puncaki Tangga Lagu Billboard dan Jadi Boy Group Terpopuler, Ini Penjelasannya
Lee Min Ho menduduki peringkat 1 untuk kategori aktor dengan meraih 9,3 persen.
Film Korea peraih Oscar, Parasite, menjadi favorit terpetakan di 10,3 persen.
Sementara serial animasi Larva mengumpulkan 9,6 persen.
Baca Juga: Lee Jong Suk dan Yoona Girls' Generation Berbicara Tentang Drama Baru Mereka dan hal lainnya!
Dari survei ini juga diketahui bahwa orang-orang di luar Korea Selatan melihat berbagai konten hiburan dari saluran online.
YouTube menjadi saluran untuk menonton drama Korea dan menikmati K-Pop.
Sementara penonton film Korea lebih banyak menyaksikan melalui Netflix.
Baca Juga: Taeyeon SNSD Buat Heboh Dunia Puncaki Tangga Lagu iTunes di Seluruh Dunia Dengan Album Solo “INVU”
Di sisi lain, persentase mereka yang menganggap konten dari Korea Selatan tidak menyenangkan juga meningkat sebesar 6,3 poin persentase menjadi 30,7 persen.
Ketika ditanya mengapa, 25,1 persen mengatakan konten Korea "terlalu dikomersilkan".
Sementara 22,7 persen mengatakan itu mengancam industri konten lokal mereka.***