Haikal Hassan sempat bekerja sebagai salesman sambil mengajar di sebuah perguruan tinggi. Namun berhenti karena hendak melanjutkan pendidikan di Malaysia.
Sambil melanjutkan pendidikannya, Haikal Hassan bekerja sebagai konsultan sumber daya manusia, di sebuah perusahaan pertambangan.
Nama Haikal Hassan pun semakin dikenal setelah keikutsertaannya dalam aksi 2 Desember 2016 atau yang lebih dikenal dengan nama Aksi 212.
Haikal Hassan bersama ratusan ulama pemimpin organisasi massa Islam, membentuk sebuah koalisi nasional untuk mengawal fatwa MUI tentang kasus penistaan agama oleh mantan Plt. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Tak sampai disitu, Haikal Hassan pun mulai memasuki dunia politik. Namun bukan sebagai politikus, ia aktif menjadi salah satu juru bicara Koalisi Indonesia Adil Makmur (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam kapasitas sebagai juru bicara, ia sering berceramah dalam kampanye Pilpres 2019 di banyak daerah.***