Kemudian untuk FMTI di Labuan Bajo baru dimulai tahap pemilihan 10 komposer musik NTT terbaik yang karyanya juga akan diaransemen dan direkam dalam bentuk video dokumenter dan lagu, serta mengikuti seminar dan festival musik “Pesta Bunyi Flabomora”. Rangkaian FMTI 2021 Labuan Bajo berlangsung pada 19 Oktober 2021 hingga 14 November 2021.
Sementara itu perhelatan FMTI di Pulau Tidore rencananya baru akan dilaksanakan pada November 2021 dalam bentuk pertunjukan musik tradisi di empat kesultanan Maluku Utara yang juga akan diabadikan dalam rekaman.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, meski digelar di tiga tempat berbeda, FMTI ini tetap menjadi simfoni yang meramaikan semangat musik tradisi Indonesia.
Karena selain untuk melindungi dan mengembangkan kesenian tradisional, dukungan untuk musik tradisi juga diharapkan dapat membangun narasi budaya dan turisme bagi destinasi prioritas Indonesia.
“Dengan kolaborasi dan pemberdayaan bersama berbagai organisasi dan komunitas budaya, kita juga ingin meningkatkan kapasitas SDM di bidang musik tradisi di lokasi pelaksanaan FMTI,” ujar Hilmar.
Baca Juga: Kemendikbudristek Umumkan 10 Pemenang Lomba Cipta Lagu Tradisi NTT
Sementara itu, Penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu yang juga ikut merancang acara FMTI berharap nilai wisata alam dan budaya di Kawasan Danau Toba bisa terbina lewat acara ini.
“Sehingga kita bisa melihat lebih banyak lagi local champion baru di Destinasi Super Prioritas ini,” kata Ojax.
Dengan begitu, pagelaran FMTI dapat memperkuat nilai budaya pada generasi penerus di Kawasan Danau Toba dan membangun sebuah rasa kebanggaan dan rasa optimisme antara masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba.