Network
JURNAL SOREANG - Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS) mengecam keras penayangan sinetron “Suara Hati Istri” di salah satu stasiun televisi swasta yang menayangkan praktik perkawinan anak.
"Dengan ini mengecam keras tindak memalukan dan tidak pantas atas penayangan sinetron 'Suara Hati Istri' yang menayangkan pemeran Zahra yang diperankan LCF seorang aktris berusia anak 15 tahun, sebagai karakter berusia 17 tahun yang menjadi istri ketiga dari lelaki berusia 39 tahun," ujar perwakilan KOMPAKS Riska Carolina dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari ANTARA pada Rabu, 2 Juni 2021.
Sinetron “Suara Hati Istri” menurut KOMPAKS telah menampilkan jalan cerita, karakter, dan adegan yang mendukung dan melanggengkan praktik perkawinan anak, bahkan kekerasan seksual terhadap anak.
Baca Juga: Daftar Top Rating Sinetron di Televisi, Salah Satunya Pasti Jadi Andalan Pemirsa
Tindakan tersebut ditambah dengan promosi yang dilakukan melalui kanal Youtube salah satu televisi swasta yakni penggunaan judul pemancing klik pada salah satu episodenya: “Malam Pertama Zahra dan Pak Tirta! Istri Pertama & Kedua Panas? | Mega Series SHI - Zahra Episode 3”
Riska menjelaskan tayangan dan promosi dari sinetron ini telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang ditujukan untuk kegiatan penyelenggaraan penyiaran baik TV maupun radio di Indonesia, utamanya Pasal 14 Ayat 2 mengenai Perlindungan Anak.
Aturan itu berbunyi “Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran.”
Hal itu lantas mendapat kecaman netizen Indonesia di media sosial Instagram.
“Iya di zaman modern kok anak umur 15 tahun berperan yang belum pantas,” tulis seorang netizen.
“Alur ceritanya gak masuk akal,” tambah netizen lain.
“Sekar kalo lagi marah aktingnya terlalu hiperaktif banyakan gerak kayak cacing kepanasan,” tulis netizen lain.
