Pernyataan ini didukung studi dalam Journal of Exercise Physiology pada Agustus 2018 yang menemukan, 90 persen botol yang sudah dipakai mengandung patogen, termasuk E. coli.
"Penelitian juga menemukan organisme lain seperti salmonella dan norovirus. Meskipun organisme ini mungkin tidak dengan sendirinya menyebabkan infeksi, tetapi potensialnya selalu ada," ujar Tierno.
Laman Mayo Clinic mencatat, bakteri E.coli yang umumnya hidup di usus kebanyakan tidak berbahaya, namun beberapa tipenya seperti O157:H7, bisa menyebabkan seseorang diare berdarah, muntah dan kram perut.
Baca Juga: Baca Ya Doa Sore Hari Minta Keselamatan
Tierno memberikan tips agar menggunakan lap untuk membersihkan bagian luar botol, sama seperti membersihka ponsel.
"Kami tidak merekomendasikan mencuci botol sekali pakai untuk membersihkan biofilm dan kuman lainnya apalagi jika sudah lebih dari 48 jam," ujarnya.
Karena plastik tipis yang digunakan dalam botol sekali pakai memiliki lekukan, celah yang tidak memungkinkan untuk menghilangkan biofilm. "Faktanya, kebanyakan botol memiliki label yang bertuliskan, 'jangan digunakan kembali,'" ujar dia.
Baca Juga: Inggris Tiru Prancis untuk Lockdown. Liga Premier Tetap Lanjut
Sedangkan botol logam atau kaca yang dapat digunakan kembali jauh lebih mudah dibersihkan karena permukaannya yang cenderung rata dan halus.***