3. Kritik dan Perbandingan yang Terus-Menerus
Pentingnya memberikan pujian dan dorongan bagi anak seringkali terabaikan ketika anak-anak terus-menerus dikritik atau dibandingkan dengan yang lain. Ini dapat merusak kepercayaan diri anak dan menimbulkan rasa tidak cukup baik. Hingga akibatnya membuat trauma pada si anak.
Baca Juga: Ketua KPK Nawawi Minta Pengumuman Status Tersangka Harus Melalui POB, Ini Alasannya
4. Pelecehan dalam Berbagai Bentuk
Pelecehan fisik, emosional, verbal, atau seksual merupakan trauma yang paling serius bagi anak-anak. Pengalaman traumatis semacam ini bisa memiliki dampak jangka panjang yang sangat merusak terhadap kesehatan mental dan emosional anak.
5. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Memiliki harapan yang tidak realistis atau terlalu tinggi terhadap anak-anak dapat menimbulkan tekanan yang berlebihan. Hal ini bisa memicu rasa trauma akibat tidak mampu memenuhi harapan, mengakibatkan kecemasan dan kerentanan terhadap depresi.
Baca Juga: Anggaran APBD Kabupaten Pulau Morotai Direncakan Rp 854M pada 2024 Mendatang, Ini Kata Plt Sekda
6. Perceraian, Perpisahan, atau Kematian Orang Tua
Kehilangan orang tua karena perceraian, perpisahan, atau kematian juga bisa menjadi sumber trauma. Ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga, kehilangan figur orang tua, atau konflik yang terus-menerus dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.