Banyak Istilah Baru yang Muncul di Internet: Beneran Penting atau Cuma Dibuat-buat?

- 10 Agustus 2023, 15:52 WIB
Ilustrasi maraknya istilah baru di internet. 
Ilustrasi maraknya istilah baru di internet.  /Freepik/freepik

JURNAL SOREANG - Di era digital yang semakin berkembang, internet telah menjadi tempat dimana budaya populer dan tren bergerak dengan cepat. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah meluasnya penggunaan istilah-istilah baru di media sosial, seperti "love language," "inner child," "trust issue," dan beragam frasa lainnya.

Lalu yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah istilah-istilah tersebut memiliki arti maupun penjelasan yang spesifik? Atau justru hanya sebagai kata terjemahan dari bahasa Inggris tanpa memiliki makna yang lebih mendalam.

Faktanya, istilah-istilah seperti "love language," "inner child," dan "trust issue" bukanlah sekadar akal-akalan semata. Kata-kata tersebut sebenarnya memiliki dasar konsep dan penjelasan yang berasal dari ilmu psikologi, perkembangan pribadi, dan hubungan antarmanusia.

Namun, penggunaan istilah-istilah ini di internet seringkali dapat menimbulkan kebingungan atau bahkan penyederhanaan yang tidak akurat dari makna yang sebenarnya.

Misalnya, istilah "love language" merujuk pada cara seseorang menyatakan dan menerima cinta dalam hubungan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Gary Chapman dalam bukunya yang terkenal, "The Five Love Languages."

Disitu Gary Chapman mengidentifikasi lima gaya berbeda di mana seseorang bisa merasakan dan mengungkapkan cinta, yaitu kata-kata pujian, waktu berkualitas, pemberian kado, tindakan pelayanan, dan sentuhan fisik.

Namun di media sosial itu sendiri, istilah ini sering kali digunakan secara ringan dan tidak selalu menggambarkan konsep yang sebenarnya. Bahkan, kadang penggunaan istilah tersebut juga jauh dari makna sebenarnya.

Kemudian ada istilah "inner child," yang merujuk pada bagian dalam diri seseorang yang mewakili masa kanak-kanak, imajinatif, dan bebas.

Menghubungkan dengan "inner child" dapat membantu individu memahami dan mengatasi traumatisasi masa lalu atau memahami keinginan dan kebutuhan emosional mereka. Namun, penggunaan istilah ini juga dapat terlalu dipermudah dan kehilangan kedalaman maknanya.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: k-pin.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x