Network
JURNAL SOREANG - Benjolan dan rasa tidak nyaman pada buah zakar, perlu diperiksa atau didiagnosis secara klinis.
Pasalnya, bisa jadi salah satu gejala tumor testis se Sport, dilaporkan bahwa Sebastien Heller, penyerang Borussia Dortmund, mengeluh tidak sehat dan menjalani pemeriksaan medis.
Tumor itu ditemukan di testis dan diberi perawatan intensif sebaik mungkin, kata direktur Sebastian Kehl.
Tumor atau kanker testis paling sering terjadi pada pria berusia 15-44 tahun. Dengan diagnosis dini, kanker testis dapat disembuhkan dan risiko kematian akibat kanker ini cukup kecil.
Rasa sakit yang dialami pasien kanker testis bergantung pada jenis sel kanker yang telah menyebar. dan kesehatan pasien secara keseluruhan.
Tanda-tanda awal kanker, dianjurkan untuk dikenali sejak dini. Pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri terlebih dahulu dan jika ditemukan gejala umum, pemeriksaan harus dilakukan secara klinis.
Secara umum, tumor testis dikenali ketika mereka menemukan benjolan, pembengkakan, atau nyeri yang mencurigakan di area testis.
Testis merupakan bagian dari sistem reproduksi pria. Kedua kelenjar berbentuk telur ini disimpan di skrotum di bawah Mr P. Testis harus berukuran kira-kira sama satu sama lain, meskipun yang satu mungkin lebih besar dari yang lain.
Baca Juga: Jelang Laga Timnas Indonesia Vs Curacao di FIFA Matchday, Waspadai Curacao Ranking 84 Dunia
Di tepi atas dan luar itu adalah tabung yang disebut epididimis. Testis adalah tempat sperma matang yang juga berhubungan dengan hormon testosteron atau yang mengontrol dorongan seksual pada pria. Tanda-tanda tumor testis, khususnya meliputi:
Benjolan di testis yang tidak nyeri
Jika Anda menemukan tanda-tanda yang paling umum dialami seperti di atas, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah itu tumor atau bukan.
Perlu diingat, sangat sedikit pria dengan kanker testis yang merasakan sakit pada awalnya.
Baca Juga: 5 Tips Hubungan Intim Oral Sehat dan Aman dari Penyakit Seksual, Berikut Penjelasan Ahli
Jadi, ketika Anda menemukan benjolan di testis, perlu untuk segera memeriksanya karena jika terlambat bisa menyebar.
Faktor risiko kanker testis tidak mungkin untuk dihindari. Pasalnya, pria yang berisiko tinggi mengalaminya terkait dengan riwayat genetik apakah ayah atau saudara laki-lakinya menderita kanker testis.
Faktor lain yang mempengaruhinya, apakah Anda pernah mengalami testis yang tidak turun sebelum lahir, dikenal sebagai kriptorkismus.
Selain itu, sel abnormal di testis yang disebut germ cell neoplasia in situ (GCNIS), paling sering ditemukan selama tes infertilitas, juga merupakan faktor risiko tinggi untuk tumor testis.
Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea One Dollar Lawyer Eps 1-16, Drakor Terbaru Nam Goong Min dan Kim Ji Eun
Memeriksakan diri di rumah juga dianjurkan. Untuk memeriksa testis, gulung dengan lembut. Perlu juga dicatat bahwa jika satu testis lebih besar dari yang lain, itu normal.
Cari benjolan, pembengkakan, atau apa pun yang tampak tidak normal. Pemeriksaan diri ini perlu dilakukan sebulan sekali.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan memeriksa catatan kesehatan dan kondisi fisik. Seorang ahli urologi, akan memeriksa skrotum, perut, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya untuk mencari tanda-tanda kanker.
Mereka juga akan melakukan tes pencitraan testis atau ultrasound, tes darah, dan tes penanda tumor serum.
Baca Juga: Hubungan Intim Posisi Lotus ini Nikmatnya Sampai ke Ulu Hati Lhoo, Pasturi Wajib Coba!
Tidak seperti kanker lainnya, dokter tidak mengambil sampel jaringan atau biopsi sebelum operasi. Berdasarkan stadiumnya, kanker testis dikategorikan dalam Stadium 0, yang disebut GCNIS yang merupakan peringatan bahwa kanker dapat tumbuh.
Selanjutnya, Stadium I, dimana kanker hanya ditemukan di testis. Stadium II, kanker telah menyebar ke testis lainnya ke kelenjar getah bening. Stadium III, kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening.
Untuk merawat dan menyembuhkan pasien dari tumor testis, pihak medis akan melakukan pengawasan, pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
Sebelum perawatan, praktisi medis juga akan berbicara tentang apakah pasien ingin memiliki anak, tentang risiko infertilitas, dan perubahan hormonal setelah perawatan tertentu.
Setelah menjalani pengobatan, pasien tumor testis perlu dilakukan. Pemeriksaan rutin juga wajib. ***
