Bukan Hanya Pria Berumur Saja, Remaja pun Bisa Alami Serangan Jantung saat Hubungan Intim, Ko Bisa? Cek Disini

27 Juli 2022, 14:56 WIB
Bukan Hanya Pria Berumur Saja, Remaja pun Bisa Alami Kematian saat Hubungan Intim, Ko Bisa? Simak Ulasannya! /Pexels

JURNAL SOREANG - Kematian saat berhubungan seks bukan hanya sesuatu yang terjadi pada pria paruh baya saja.

Studi baru menemukan bahwa hubungan intim memiliki banyak efek fisik dan psikologis yang bermanfaat, termasuk mengurangi tekanan darah tinggi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan membantu tidur lebih nyenyak.

Tindakan fisik bercinta dan orgasme melepaskan hormon oksitosin, yang disebut hormon cinta, yang penting dalam membangun kepercayaan dan ikatan di antara orang-orang.  

Baca Juga: Pasutri Harus Tahu! 5 Alasan Afterplay Penting Setelah Bercinta, Apa Saja? Ini Lengkapnya

Tapi ada sisi gelapnya, tak sedikit juga orang meninggal selama atau tak lama setelah berhubungan intim.  

Untungnya, insidennya sangat rendah dan menyumbang 0,6 persen dari semua kasus kematian mendadak.

Ada banyak alasan mengapa ini terjadi pada orang-orang, dalam kebanyakan kasus, ini disebabkan oleh ketegangan fisik dari aktivitas seksual, atau obat resep (obat untuk mengobati disfungsi ereksi, misalnya), atau obat-obatan terlarang, seperti kokain atau keduanya.

Baca Juga: Tak Ingin Gairah Hubungan Intim Menurun? Hindari 5 Makanan Ini, Nomor 4 Paling Berpengaruh!

Risiko kematian jantung mendadak lebih tinggi seiring bertambahnya usia, sebuah studi postmortem forensik dari Jerman terhadap 32.000 kematian mendadak selama periode 33 tahun menemukan bahwa 0,2 persen kasus terjadi selama aktivitas seksual.  

Kematian mendadak sebagian besar terjadi pada pria (usia rata-rata 59 tahun) dan penyebab paling sering adalah serangan jantung, juga dikenal sebagai infark miokard.  

Studi tentang kematian jantung mendadak dan aktivitas seksual dari AS, Prancis, dan Korea Selatan menunjukkan temuan serupa. 

Baca Juga: CEO Bayern Munchen Ungkap Alasan Tidak Merekrut Cristiano Ronaldo Meski Memiliki Peluang Besar

Tidak hanya pria paruh baya, namun baru-baru ini, para peneliti di St George's, University of London, menemukan bahwa fenomena ini tidak hanya terbatas pada pria paruh baya.

Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Cardiology, menyelidiki kematian jantung mendadak pada 6.847 kasus yang dirujuk ke pusat patologi jantung di St George antara Januari 1994 dan Agustus 2020.

Dari jumlah tersebut, 17 (0,2 persen) terjadi selama atau dalam satu jam setelah aktivitas seksual.  

Baca Juga: Berapa Banyak Kalori Terbakar Saat Melakukan Hubungan Intim? Ini Hasil Penelitian dan Cara Meningkatkannya

Rata-rata (rata-rata) usia kematian adalah 38 tahun, dan 35 persen kasus terjadi pada wanita, yang lebih tinggi dari penelitian sebelumnya.

Kematian ini biasanya tidak disebabkan oleh serangan jantung, seperti yang terlihat pada pria yang lebih tua.  

Dalam setengah dari kasus (53 persen), jantung ditemukan secara struktural normal dan irama jantung abnormal mendadak yang disebut sindrom kematian aritmia mendadak atau Sids adalah penyebab kematian.  

Baca Juga: Akhirnya Baim Wong Lepas HAKI Citayam Fashion Week, Netizen: Atas Nama PT Tiger Wong

Diseksi aorta adalah penyebab terbesar kedua (12 persen), di sinilah lapisan-lapisan di dinding arteri besar dari jantung yang memasok darah ke seluruh tubuh robek dan darah mengalir di antara lapisan-lapisan itu menyebabkannya menonjol dan pecah.

Kasus yang tersisa disebabkan oleh anomali struktural seperti kardiomiopati (penyakit otot jantung yang membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah ke seluruh tubuh Anda), atau dari kelompok kondisi genetik langka yang dikenal sebagai channelopathies.  

Di sinilah saluran ion yang membiarkan natrium dan kalium masuk dan keluar dari sel-sel di otot jantung tidak bekerja dengan baik.  

Baca Juga: Benarkah Orang yang Punya Penyakit Jantung Tak Boleh Lakukan Hubungan Intim? Simak Penjelasan Ahli Berikut Ini

Perubahan natrium dan kalium dalam sel dapat mengubah arus listrik melalui otot jantung dan mengubah cara detaknya. Irama jantung yang berubah dapat menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia miokard) dan dapat menyebabkan serangan jantung mendadak dimana jantung berhenti berdetak.

Studi baru ini menunjukkan bahwa kematian jantung mendadak pada orang di bawah usia 50 tahun terutama disebabkan oleh sindrom kematian aritmia mendadak atau kardiomiopati.  

Orang dewasa yang lebih muda yang telah didiagnosis dengan kondisi ini harus mencari nasihat dari ahli jantung mereka tentang risiko yang terkait dengan aktivitas seksual.  

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tidak Laku, Manchester United Miliki Opsi Lain, Apakah Itu?

Namun, insiden kematian yang rendah dalam studi ini menunjukkan bahwa risikonya sangat rendah, bahkan pada orang dengan kondisi jantung yang sudah ada.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler