“Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (utang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha UMKM. Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan. Kita juga bekerjasama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya,” tutur Gabriel Frans, Co-Founder dan CEO Credibook.
Menurut Gabriel, potensi UMKM Indonesia sangat besar, namun pelaku digitalisasi UMKM masih sedikit, sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh.
Baca Juga: Akses Masuk Gedung DPR RI Kian Sulit Dan Rumit
“Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pun pasti akan tergantikan. Ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekedar jadi penonton, tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM”, kata Gabriel.
Gabriel menambahkan, dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google danTemasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Potensi ekonomi nya hingga 2025 nanti, mencapai hampir Rp2000 Triliun, sehingga pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi untuk mendorong potensi tersebut.
Baca Juga: Koeman, Messi Memang Pembeda
“Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut,” tutur Gabriel.***