Piter berpendapat penerapan LCT akan lebih optimal bila didukung dengan strategi pemenuhan kebutuhan rantai pasok global. “Pemanfaatan LCT baru bisa maksimal apabila LCT melibatkan banyak negara dan terkait dengan rantai pasok global.
Sementara kebutuhan impor negara-negara, yang masih banyak dari Eropa dan Amerika yang membutuhkan euro dan dolar, maka pemanfaatan LCT masih akan terbatas,” jelas Piter.
Meski begitu, Piter tetap optimistis bahwa dampak positif LCT akan meluas dan dapat dirasakan oleh negara-negara yang terlibat dalam kerja sama tersebut.
Baca Juga: Gawat! Jelang Pemilu 2024, Jawa Barat Masuk 5 Besar Provinsi Paling Rawan Politik Uang
LCT merupakan salah satu kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN+3 untuk memperkuat kerja sama keuangan di kawasan. Negara-negara ASEAN+3 mencakup 10 negara Asia Tenggara beserta China, Jepang dan Korea.
LCT bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS sehingga dapat memperkuat stabilitas mata uang masing-masing negara anggota. Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan lima negara, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, China dan Korea Selatan.
Indonesia juga berencana mengoptimalkan momentum Keketuaan ASEAN 2023 untuk terus mendorong negara-negara ASEAN mengintegrasikan sektor perekonomian.***