Baca Juga: Malam Lailatul Qadar: Baca Doa Ini di 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadhan, Ini Bacaan Doanya
Untuk menjelaskan akibat kerugian dan kemerosotan yang dialami Tupperware, seorang analis ritel dari Global Data Retail.
Bernama Neil Saunders membuat analisis mengapa kebangkrutan bisa menghantui perusahaan besar ini.
Rupanya, Tupperware dianggap tidak mampu bersaing dengan kemajuan jaman dan tidak melakukan pengembangan inovasi yang menarik hati anak muda.
Sehingga penjualan menurun drastis dari tahun ke tahun.
Hal itu tentunya menjadi efek domino bagi perusahaan yang kesulitan membayar biaya operasional. Terlebih jika tidak ada investor yang mau memberi modal tambahan.
Masalah lainnya, New York Exchange telah memberi beberapa kali peringatan, karena Tupperware tidak kunjung melaporkan pendapatan tahunan mereka.
Mereka yang bisa berakibat fatal dihapusnya saham Tupperware dari bursa saham. Unjuk mengatasi krisis yang dialami CEO Tupperware mengatakan mereka sedang berupaya mencari dana tambahan untuk memperbaiki situasi.
"Perusahaan ini dulunya adalah pusat inovasi untuk peralatan dapur, tapi sekarang keunggulannya hilang." Kata Analis Ritel Neil Sauders.