JURNAL SOREANG- Tahun 2023 ini banyak diprediksi akan terjadi resesi ekonomi global sehingga harus ada usaha untuk pengembangan dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Apalagi UMKM telah terbukti memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan menjadi kelompok usaha sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
Selain itu, UMKM paling banyak menyerap tenaga kerja meski pandemi Covid-19 sebelumnya berdampak signifikan pada sektor UMKM yang paling terpapar risiko dan menjadi korban utama wabah tersebut.
"Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah Kabupaten Bandung Barat, yang memiliki pelaku UMKM dalam berbagai sektor bisnis," kata dosen Administrasi Bisnis Fisip Unpas yang menggelar Pengabdian kepada Masyarakat atau Penerapan Iptek, Dr. Dindin Abdurohim BS, S.Sos.,MM.,M.Si.
Tim juga beranggotakan dosen Administrasi Bisnis Fisip Unpas yakni Andry Mochamad Ramdan S.Ikom MBA, dan tim Mahasiswa yaitu Sanu Nurul Ajizah, Stanislaus Nanda SA, Sixma Sekar Suryana dan Indah Sulastri.
Lebih jauh Dindin menyatakan, perkembangan UMKM juga didorong oleh terbitnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Pemerintah KBB menerapkan berbagai program.
Baca Juga: Ini Cara Khas Iriana Jokowi untuk Membangkitkan UMKM, Terungkap Saat Kunjungan ke Jawa Tengah
"Pemerintah jug meminta masyarakat bangga terhadap produk UMKM sehingga bisa menjadi momentum mewujudkan UMKM KBB naik kelas," ujarnya.
Untuk mewujudkan UMKM KBB naik kelas, dosen dan Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip Unpas berkolaborasi dalam Pengabdian kepada Masyarakat.
Ketua tim, Dr. Dindin Abdurohim, menuturkan dalam Pelaksanaan Pengabdiaan kepada Masyarakat (Penerapan Iptek), yang dilaksanakan mulai 21 Februari 2023, dengan Mitra sasaran UMKM Putra Mandiri yang merupakan usaha sub sektor industri pengolahan makanan yang menghasilkan berbagai jenis produk.
"Salah satu yang diunggulkan pemilik yaitu Kripik Pisang yang telah memiliki PIRT dan Sertifikat Halal. Usaha ini dimiliki sekaligus pendirinya Ibu Alit, berdiri tahun 2010 yang berlokasi di Kampung Kancah RW 14/02 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong," katanya.
Menurut Ibu Alit, usahanya masih dihadapkan pada permasalahan- permasalahan 1) kapasitas Kewirausahaan dan Manajemen, 2) Permasalahan Proses Produksi, 3) Permasalahan Perizinan dan 4) Permasalahan Keterbatasan Kapasitas Pemasaran Online / Digital Marketing untuk pengembangan usaha.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kata Dindin, tim memberikan solusi, dengan menggunakan dua pendekatan.
"Pertama, pelatihan Peningkatan kapasitas Kewirausahaan dan Manajemen usaha, kedua pendekatan fasilitasi," katanya.
Dindin menuturkan fasilitasi itu meliputi : 1) Untuk proses produksi, tim memfasilitasi peralatan dan kelengkapan seperti : Wajan Besar, Kompor mawar, Mesin pemotong, stand mixer dan Stiker Untuk Kemasan Produk.
2) Fasilitasi akses OSS dan proses pendaftaran NIB (No Izin Berusaha), dan 3) fasilitasi peningkatan kapasitas pemasaran Online / Digital Marketing.
Dalam solusi ketiga ini, tim menerapkan sistem Maklon berbasis platform Bisnis https://www.babari.id/, dengan langkah – Langkah : pelatihan model sistem maklon : rename, repack, redesign, dan reposition, pelatihan aturan main sistem maklon, fasilitasi profil Usaha mitra, Vidio, dan fasilitasi mengakses https://www.babari.id/ sebagai vendor yang dapat diakses oleh masyarakat umum sebagai mitra usaha.
Kegiatan penerapan iptek pada mitra usaha Putra Mandiri ini sedang berjalan, yang direncanakan sampai akhir bulan maret 2023.
"Harapan Tim dengan Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa dalam program kepakaran pengabdian kepada masyarakat (Penerapan Iptek) ini, dapat dirasakan manfaatnya dan berdampak khususnya dalam mewujudkan UMKM naik Kelas di Kabupaten Bandung Barat," katanya.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang