Penguatan literasi harus diyakini dapat menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi.
“Bahan bacaan saat ini sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Artinya, merujuk kepada apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa terus produkti,” tutur Syarif Bando pada Live Talk Show, Rabu 25 Mei 2022.
Transformasi digital yang menjadi tagline utama tahun ini, mengarahkan kepada upaya Perpusnas untuk menyediakan konten-konten yang bisa diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja dan memudahkan siapa saja untuk mendapatkan ruang pembelajaran baru, memfasilitasi para konten kreator, dan mengumpulkan berbagai konten legal dari seluruh kementerian/lembaga yang bisa diakses masyarakat.
Perpustakaan sebagai sumber informasi bisa memiliki sebanyak mungkin data dan informasi yang bisa di-share secara legal kepada masyarakat.
"Saat ini perpustakaan harus bisa memberikan tutorial untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi," tambah Syarif Bando.
Syarif Bando menambahkan, literasi digital yang digalang Perpusnas tersebut adalah kebutuhan yang urgent.
Urgensinya bukan hanya sebagai pusat data dan informasi, namun juga bergerak maju mencapai lima tingkatan literasi.
Selain kemampuan baca, tulis dan hitung, gerakan literasi juga harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas.